Berita Malang Hari Ini
Organda Kota Malang Usul Sopir Angkutan Kota Digaji Bulanan
Organda Kota Malang mengharapkan para sopir angkutan kota digaji dengan mekanisme bekerja di bawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Malang mengusulkan perubahan manajemen angkutan kota yang melibatkan operasional hingga kesejahteraan sopir ke Pemerintah Kota Malang.
Organda Kota Malang mengharapkan para sopir angkutan kota digaji dengan mekanisme bekerja di bawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Sekretaris Organda Kota Malang, Purwono Tjokro Darsono melalui saluran telefon menjelaskan, mereka meminta ada perubahan tata kelola yang lebih baik agar angkutan kota tidak menjadi problem, tetapi justru menjadi pemecah kebuntuan.
"Kami minta ada perubahan tata kelola yang lebih baik agar angkutan kota tidak menjadi problem tapi menjadi solusi, pemecah kebutuan. Yang sudah kami usulkan, angkot di bawah BUMD."
"Sopir digaji, angkot mereka yang tidak layak ya harus diperbaiki. Kalau sudah dapat gaji, harusnya mereka mampu melakukan perbaikan angkotnya," ujar Purwono, Senin (22/4/2024).
Purwono mendengar bahwa Pemkot Malang telah belajar ke Pemkot Palembang dan Pemkot Solo mengenai manajemen angkutan umum. Dua kota itu dipilih karena memiliki manajemen transportasi publik yang dinilai baik.
"Harapan kami dapat diaplikasikan di Kota Malang sehingga masyarat bisa kembali menggunakan angkutan kota, tidak kendaraan pribadi," katanya.
Purwono mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan Kota Malang. Mereka menawarkan opsi jika nanti angkutan kota dikelola oleh BUMD, maka pengelolalnya adalah BUMD Tugu Aneka Usaha. Purwono menegaskan, bahwa layanan transportasi adalah kewajiban pemerintah terhadap masyarakat.
"Bisa di Tugu Aneka Usaha. Sebetulnya angkutan publik ini kan kewajiban pemerintah untuk mengadakan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat," paparnya.
Organda mencatat, ada 1.080 sopir dan 20 trayek aktif 25 trayek yang tercatat. Jika nanti ada mekanisme penggajian terhadap sopit angkutan kota, Purwono menegaskan tidak ada lagi angkutan yang menunggu dalam waktu lama atau ngetem.
Saat ini, pemasukan sopir berasal dari penumpang. Untuk bisa mendapatkan penumpang, terkadang sopir harus menunggu dalam waktu lama di titik tertentu. Jika nanti sopir digaji bulanan, maka Purwono memastikan tidak ada lagi budaya menunggu penumpang.
"Ketika mereka digaji, mereka harus tepat waktu. Angkot ini harus tetap bergerak. Harapannya, bertahap masyarakat mulai ada kepercayaan. Satu orang atau tidak ada orang ya tetap diangkut. Kalau sekarang tumpuan pengahsilannya dari ongkos penumpang," kata Purwono.
Organda Kota Malang tengah mencari waktu yang tepat untuk menemui Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Pertemuan itu akan membahas kelanjutan rencana perbaikan manajemen angkutan kota.
"Kami juga berharap DPRD bisa membantu," terangnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan Organda dalam forum rapat di Balai Kota Malang saat Ramadan.
Kota Malang
Widjaja Saleh Putra
angkutan kota
Organisasi Angkutan Darat (Organda)
sopir
SURYAMALANG.COM
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.