Berita Sampang Hari Ini

Sosok Sri Fatmawati Ilmuan Asal Sampang Madura yang Viral, Riset Jamunya Raih Penghargaan di Jerman

Sri Fatmawati meraih penghargaan internasional, Female Science Talents Intensive Track dari yayasan Jerman, The Falling Walls Foundation

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ Humas ITS
Sri Fatmawati saat mengunjungi Biological Laboratories di Harvard University, Amerika Serikat. 

Laporan : Hanggara Pratama 

SURYAMALANG.COM, SAMPANG - Sosok Sri Fatmawati SSi MSc PhD, pakar kimia asal asal Pandiyan, Kabupaten Sampang, Madura tengah viral di media sosial, Rabu (24/4/2024).

llmuan perempuan dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. 

Perempuan berkacamata itu telah berhasil meraih penghargaan internasional bergengsi, Female Science Talents Intensive Track yang diberikan oleh yayasan Jerman, The Falling Walls Foundation.

Penghargaan diberikan kepada 20 perempuan berbakat lulusan doktor dari seluruh dunia di berbagai disiplin ilmu. 

Hebatnya, Sri Fatmawati menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di antara 20 pemenang yang datang dari 15 negara berbeda, sekaligus menjadi ilmuwan perempuan Indonesia pertama yang berhasil menyabet gelar prestisius itu.

"Untuk penganugerahan pemenang secara langsung akan diserahkan di Berlin, Jerman, Mei mendatang,” kata Sri Fatmawati, dikutip dari halaman resmi Humas ITS (its.ac.id).

Atas penghargaan tersebut, Fatma panggilan akrabnya, bersama pemenang lainnya memperoleh pendampingan karir, kesempatan berpartisipasi dalam acara tingkat tinggi di Berlin, Jerman serta perluasan relasi di taraf internasional dan meningkatkan pengakuan global.

Peraih Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2023 tersebut menuturkan bahwa penghargaan ini tidak menitikberatkan pada satu topik riset saja.

intensive track ini lebih menilai dedikasi yang diberikan oleh para ilmuwan di bidangnya secara umum, namun pada seleksi penghargaan ini Fatma sendiri masih membawa konsentrasinya pada riset produk lokal Indonesia yang telah digelutinya selama 22 tahun, yakni jamu.

Dijelaskan Fatma, dalam riset yang termasuk ke dalam topik kimia bahan alam ini mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi pembuatan jamu, pemberdayaan sumber daya petani hingga kolaborasi industri.

Peraih lebih dari 30 penghargaan dan anugerah kehormatan itu menilai bahwa melalui riset jamu, banyak fakta menarik yang ditemukan dan menepis stigma bahwa jamu hanya sekadar minuman tradisional yang kuno.

Salah satu produk jamu yang dikembangkannya adalah jamu MeniTemu, gabungan tanaman meniran dan temulawak.

Kandungannya filantin serta xantorizol yang mampu meningkatkan imunitas tubuh serta menjaga fungsi hati dari penikmatnya.

“Selain MeniTemu, masih banyak produk jamu dengan bahan lainnya juga yang kami riset,” pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved