Liputan Khusus Malang

Sapi Madura Paling Dicari, Beri Makanan Khusus Agar Sapi Cepat Gemuk

Peternak memberikan makanan khusus ke hewan ternaknya yang akan dijual untuk hewan kurban.

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan
Peternakan sapi kurban di Kampung Sanan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Minggu (26/5/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Peternak memberikan makanan khusus ke hewan ternaknya yang akan dijual untuk hewan kurban. Hewan ternak pun mendapat makanan lebih banyak dibandingkan hari biasanya.

"Saya tidak ada persiapan khusus jelang Idul Adha tahun ini. Saya hanya memberi makanan lebih banyak agar sapi cepat gemuk dan pembeli tidak kecewa," kata Setio Kuncoro (41), peternak sapi di Kampung Sanan, Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM pada 26 Mei lalu.

Setio memberi makanan kombinasi antara rumput dan ampas kedelai agar sapi cepat gemuk dalam kurun waktu tidak terlalu lama. "Ampas kedelai dan rumput itu sebagai selingan. Dalam waktu 3 atau 4 bulan, sapi sudah terlihat gemuk," tambahnya.

Setio memiliki 16 sapi di tempat peternakannya. Mayoritas sapi miliknya berwarna hitam putih atau yang dikenal sapi londo.

"Saya juga punya limosin dan sapi simmental. Saya jual sapi limosin seharga di atas Rp 30 juta, sapi londo antara Rp 12 juta sampai Rp 13 juta. Meskipun harganya mahal, biasanya konsumen lebih memilih sapi limosin atau simmental," terangnya.

Pemesan biasanya berdatangan sejak H-7 Idul Adha. "Biasanya yang datang ke peternakan saya adalah takmir masjid," tandasnya.

Pedagang hewan kurban telah bermunculan di sejumlah titik di Kota Malang. Seperti Kandang Rahayu yang menjual hewan kurban di Jalan Akordion dan Jalan Tunggul Wulung.

Kandang Rahayu menyediakan sapi Madura dan sapi silang. "Sapi yang paling dicari konsumen adalah sapi Madura," kata Sami'an, petugas pemasaran Kandang Rahayu, Senin (3/6).

Menurutnya, pembeli lebih mencari sapi Madura karena dagingnya lebih tebal dibandingkan sapi biasa. Selain itu, kulit sapi madura juga tipis dan tulangnya tidak sebesar sapi biasa.

Sudah banyak pembeli yang berdatangan dan memesan hewan kurban di tempat penjualan hewan kurban tersebut. "Saya memiliki 40 ekor sapi. Dari jumlah itu, 20 ekor sudah laku," tambahnya.

Sami'an takin permintaan sapi kurban akan terus meningkat sampai menjelang Idul Adha. "Biasanya pesanan sudah banyak mulai H-10 sampai H-3. Kami jualan sampai H+1," terangnya.

Penanggung Jawab Kandang Rahayu, Sodikin yakin permintaan sapi meningkat karena tahun ini tidak ada isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat musim PMK pada tahun lalu, Sodikin hanya mampu menjual sebanyak 50 sapi.

"Saya berharap penjualan naik 100 persen. Setiap hewan di sini sudah ada barcode di telinga. Itu sebagai penanda hewan tersebut sudah lolos tes kesehatan," kata Sodikin.

Tidak adanya isu PMK menaikkan harga sapi. Kandang Rahayu menjual sapi seberat 400 kilogram (Kg) seharga Rp 28 juta, dan sapi seberat 600 Kg sehaga Rp 50 juta.

"Saat masih ada PMK tahun kemarin, orang-orang takut beli sapi. Alhamdulillah tahun ini tidak ada PMK. Saya berharap sapi-sapi milik saya bisa cepat laku dan habis. Sekarang permintaan sapi sudah mulai banyak," terangnya.

Berbeda dengan permintaan sapi yang meningkat. Permintaan kambing malah menurun. Pedagang kambing, Nuryanto baru menjual 60 kambing sampai H-10 Idul Adha. "Kalau tahun lalu, saya bisa menjual sekitar 180 kambing sampai H-10 Idul Adha," kata Nuryanto.

Nuryanto membuka lapak di rumahnya di Desa Kedungbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Nuryanto menduga penjualan kambing menurun karena bersamaan dengan masa pendaftaran sekolah. "Jadi orang tidak terlalu mengutamakan kurban," jelasnya.

Nuryanto berharap permintaan kambing meningkat saat mendekati Idul Adha. Pada tahun-tahun sebelumnya, permintaan kambing semakin meningkat mulai H-3 Idul Adha.

"Harga kambing tahun ini memang anjlok. Kalau tahun lalu, harga kambing minimal Rp 3 juta, dan paling mahal seharga Rp 8 juta. Kalau tahun ini, harga kambing antara Rp 2,5 juta sampai Rp 7,5 juta," terangnya.

Nuryanto memiliki kambing jenis sumbowo, peranakan etawan (PE), domba, dan kambing kacang di kandangnya. Biasanya pembeli mencari kambing sumbowo karena memiliki postur tubuh besar. "Makan kambing sumbowo juga tidak rewel seperti kambing lain," urainya.

Saat ada 30 ekor kambing di kandangnya. Sebagaian kambing ini hasil pengembangbiakan sendiri, dan sebagaian lainnya membeli dari peternak di kampungnya.

"Mayoritas pembeli dari Kabupaten Malang dan sekitarnya. Pembeli paling jauh dari Surabaya," imbuhnya.(Kukuh Kurniawan/Lu'lu'ul Isnainiyah)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved