Kampus Malang Raya

Edi Susilo dan Dewa Gede Raka Jadi Profesor di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB Malang

Prof Dr Ir Edi Susilo MS dan Prof Dr Ir Dewa Gede Raka Wiadnya MSc. Prof Dewa adalah guru besar spesifikasi identifikasi ikan.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
sylvianita widyawati
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menambah dua profesor baru untuk Universitas Brawijaya (UB). Mereka akan dikukuhkan pada Selasa (9/7/2024). Keduanya adalah Prof Dr Ir Edi Susilo MS (kanan) dan Prof Dr Ir Dewa Gede Raka Wiadnya MSc (kiri). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menambah dua profesor baru untuk Universitas Brawijaya (UB). Mereka akan dikukuhkan pada Selasa (9/7/2024).

Keduanya adalah Prof Dr Ir Edi Susilo MS dan Prof Dr Ir Dewa Gede Raka Wiadnya MSc. Prof Dewa adalah guru besar spesifikasi identifikasi ikan. Sejauh ini sudah ada 1000 spesimen ikan di Indonesia yang telah diindentifikasi.


"Indonesia memiliki spesimen ikan terbanyak selain Australia dan Brasil," jelas Prof Gede dalam konpres di UB, Senin (8/7/2024). Memang ada kesulitan menentukan spesimen ikan. Maka ia memiliki cara mengindentifikasikan spesimen ikan antara lain lewat morfologi, genetik dan bentuk tulang telinga.
Hasil penelitiannya dimasukkan dalam Brawijaya Iehthyologicum Depository (BID) menjadi rumah yang tepat sebagai laman deposit maupun kurasi spesimen ikan. 


"Saya dulu penyelam dan ketika kembali ke Malang, saya pelajari," katanya. BID dalam bentuk website. Ia masih minta ke laman ke direktorat IT agar bisa diberikan website itu untuk menyosialisasikan temuan-temuan spesimen ikan. Sehingga bisa dibagikan dan dipelajari bersama untuk memudahkan penelusuran bagi peneliti selanjutnya. 


Keraguan maupun kesalahan identifikasi terhadap spesics ikan telah beberapa kali dilaporkan oleh ahli taksonomi dan eksplorasi sumber daya ikan. Kelemahan BID dibandingkan dengan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) adalah pada statusnya sebagai laman kurasi yang belum resmi, Pada sisi lain, MZB merupakan rujukan kurasi ketika spesies pertama kali dijelaskan (kurasi holotipe spesimen.


Di BID lebih dikenal karena menyimpan topotipe spesimen. Saat ini BID telah mengunggah 425 spesimen mortfologis ke laman basis data ikan global dan 718 seguence DNA ke laman GenBank. "Suatu hari kita akan kehilanhan spesies ikan jika tidak dipelajari. Makanya saya mengajak mendokumentasikan sebelum musnah," kata dia. 


Sedang Prof Dr Ir Edi Susilo MS dikukuhkan sebagai guru besae Ilmu Sosiologi Perikanan menjelaskan Sruktur Sosial Progresif-Integratif (S2PI) yang merupakan sebuah konsep untuk mengurangi kemiskinan nelayan di Indonesia. "Ada ironi dimana ada 14 juta orang miskin di negara yang terkenal kaya raya," kata dia. Selain itu ada ruang dimana tak terakomodasikan kebijakan. 


Kadang kebijakan pemerintah tak dibutuhkan nelayan. Sehingga diperlukan sosialisasi agar arahnya jelas. Meski ada perubahan presiden, menteri, namun nelayan masih tinggal di landasan, sebutnya. Menurutnya, struktur sosial tidak hanya mampu digunakan untuk menganalis kondisi dan perkembangan masyarakat lokal, namun dapat ditarik ke dalam analisis yang lebih makro. Struktur sosial progresif-integratif memberi arti bahwa masyarakat selalu mengalami perkembangan. 


Konstruksi struktur sosial yang dibangun memiliki keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan dan sosial sebagai landasan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya berbentuk lingkaran, harus diubah menjadi piramida. Piramida ini berupa sebuah konsep tentang religiusitas. Dimana jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi, maka dua kesalahan manusia ada dua.


Pertama, manusia tidak bersifat amanah sebagai mahluk di bumi unuk menjaga alam secara berkelanjutan. Sumberdaya alam harus dapat dimafaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat sekarang, juga bagi generasi mendatang. Kedua, jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi, maka berpeluang mengalami kesulitan dalam kesejahteraan sosial. 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved