Kampus Malang Raya

Ada Festival Kampung Pecinan Gratis di Universitas Ma Chung Selama 26-28 Juli 2024

Universitas Ma Chung Malang menggelar Festival Kampung Pecinan selama 26-28 Juli 2024.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
sylvianita widyawati
Festival Kampung Pecinan ada di Universitas Ma Chung Malang digelar selama tiga hari pada 26-28 Juli 2024. Pembukaan acaranya pada Jumat sore (26/7/2024) dimeriahkan aksi Barongsai. Ini merupakan bagian dari rangkaian acara spesial Dies Natalis ke-17 Universitas Ma Chung tahun ini.  

SURYAMALANG.COM, MALANG - Universitas Ma Chung Malang menggelar Festival Kampung Pecinan selama 26-28 Juli 2024.

Pembukaan acaranya pada Jumat sore (26/7/2024) dimeriahkan aksi Barongsai. Ini merupakan bagian dari rangkaian acara spesial Dies Natalis ke-17 Universitas Ma Chung tahun ini. Acaranya sangat semarak. Rektor Ma Chung, Prof Dr Ir Stefanus Yufra M Taneo MS MSc meninjau museum mini yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia-Tiongkok. 


Di mini museum ini juga ada alat musik tradisional, seperti gamelan Jawa dan guzheng Tiongkok. Sehingga pengunjung lebih mengenal kekayaan budaya kedua negara. Wakil Rektor I Ma Chung, Wawan Eko Yulianto SS MA PhD, Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama) yang juga ketua pelaksana mengajak pengunjung kw stand-stand yang ada. "Ada 54 stand kuliner, mainan dan sewa baju. Kalau ke ujung sana, ada mini museum yang menunjukkan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia, Tiongkok. Silakan melihatnya," kata Wawan di acara itu. 


Sebelumnya, festival ini diadakan di wilayah kampung pecinan maupun klenteng. Namun, untuk memperingati hari jadi ke-17 Universitas Ma Chung, festival ini akan digelar di lingkungan kampus. Kampus bekerjasama dengan Kelenteng Eng An Kiong dan banyak pihak lainnya menampilkan berbagai pertunjukan menarik yang menggambarkan harmonisasi antara budaya Tiongkok dan Indonesia. Festival ini terbuka gratis untuk umum.

Berbagai atraksi yang ditampilkan yaitu barongsai, wushu, pencak silat, tari topeng ireng, sinden dan musik Tiongkok, leang leong, wayang suket, shufa, tari kipas, singo barong dan barongan, tari mbeso genjring, Chinese dance serta penampilan siswa-siswi SMA. Juga ada penampilan Guoye, musik tradisional Tiongkok yang akan menambah nuansa budaya dalam festival ini. Upaya mempertahankan warisan budaya yang kaya ini menjadi sarana edukasi generasi muda tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya. 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved