Breaking News

Berita Viral

Nasib Guru Kerja di Daycare Influencer Parenting Siksa Anak, Digaji Tak Layak, Lakukan Kerjaan ART

Pilu nasib guru yang kerja di daycare milik Meita Irianty sosok influencer parenting siksa anak yang menajdi viral di media sosial. 

|
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Nasib Guru Kerja di Daycare Influencer Parenting Siksa Anak, Digaji Tak Layak, Lakukan Kerjaan ART 

SURYAMALANG.COM - Pilu nasib guru yang kerja di daycare milik Meita Irianty sosok influencer parenting siksa anak yang menajdi viral di media sosial. 

Ternyata guru yang bekerja di daycare Meita Irianty digaji tak layak banyak harus melakukan pekerjaan ART (Asisten Rumah Tangga) bukan hanya sebagai pengasuh. 

Staf pengajar daycare Wansen School di Harjamukti, Depok, Jawa Barat, Ririn (nama samaran), mengungkapkan sisi gelap di tempat penitipan anak milik infulencer parenting Meita Irianty atau MI.

Adapun, daycare tersebut kini bermasalah karena pemiliknya diduga melakukan penganiayaan terhadap balita yang dititipkan.

Setelah muncul masalah ini, Ririn kemudian mengungkapkan selama bekerja di daycare Depok itu, ia hanya digaji Rp250 ribu per minggu.

“Gajinya itu per minggu Rp250.000. Setiap minggu kami digajinya,” ungkap Ririn kepada Kompas.com, Rabu (31/7/2024).

Tak hanya digaji rendah saja, Ririn kembali membeberkan pemilik daycare tersebut juga membebankan pekerjaan lebih kepada para guru di sana.

Ririn mengatakan para guru justru diperlakukan layaknya pembantu oleh pemilik daycare.

Sebab, mereka diminta melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jobdesk mereka.

Pemilik daycare Meita Irianty alias MI menganiaya balita hingga babak belur. 
Pemilik daycare Meita Irianty alias MI menganiaya balita hingga babak belur.  (Tribunnews)

Baca juga: Miris! Meita Irianty Influencer Parenting Siksa Balita di Daycare Miliknya, Tak Sesuai Citra di IG

Baca juga: Viral Pabrik Mi Legendaris Sejak Tahun 1990 Baru Ketahuan BPOM Pakai Formalin, Sehari Jual 20 Karung

Padahal, ketika melakukan wawancara kerja, tugas mereka sudah jelas menjadi guru dan pengasuh di daycare.

Pemilik daycare, kata Ririn, kerap menyuruh para guru untuk membersihkan kulkas, kamar mandi, mencuci baju hingga gorden.

“Ke guru-guru, ya kami diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu, karena tidak sesuai dengan jobdesk kami,” kata Ririn.

“Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di sekolah,” imbuh dia.

Menurut Ririn, pekerjaan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dan tidak sepadan dengan gaji yang diterima oleh para guru di sana.

“Kalau untuk gaji, enggak sepadan banget. Karena kami juga melingkupi semuanya. Karena bukan jadi guru dan pengasuh saja, kami jadi pembantu, jadi ART,” kata Ririn.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved