Kronologi Dokter Aulia Depresi Dipalak Senior Rp 40 Juta Per Bulan, Disuruh Buat Tesis dan Cuci Baju

Kronologi dokter Aulia depresi dipalak senior sampai Rp 40 juta per dulan, disuruh buat tesis dan cuci baju, investigasi Kemenkes-Kemendikbud Ristek.

|
Youtube Tribun Jateng
Dokter Aulia depresi dipalak senior sampai Rp 40 juta per dulan, disuruh buat tesis dan cuci baju, investigasi Kemenkes-Kemendikbud Ristek. 

SURYAMALANG.COM, - Kronologi dokter Aulia depresi hingga ditemukan tewas dijelaskan oleh Kemenkes dan Kemendikbud Ristek setelah melakukan investigasi. 

Dari investigasi tersebut, terungkap temuan dugaan bullying yang dilakukan senior kepada dokter Aulia Risma Lestari. 

Beberapa bully yang dilakukan itu antara lain pemalakan uang mencapai Rp 40 juta per bulan, membuatkan tesis sampai cuci baju. 

Aulia Risma Lestari berusia 30 tahun adalah seorang dokter PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.  

Diketahui, dokter Aulia Risma tewas di kamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024) sekira pukul 22.00 WIB. 

Adapun kronologi dokter Aulia depresi diduga akibat rentetan bully yang dilakukan seniornya. 

Berdasarkan investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Itjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), ada temuan almarhum dipaksa sejumlah oknum senior untuk mengeluarkan uang di luar kewajaran. 

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengungkap, total permintaan uang tersebut berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 40 juta per bulan.

"Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20–Rp 40 juta per bulan," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (1/9/2024) mengutip Kompas.com (grup suryamalang).

Lebih lanjut, Syahril mengatakan, berdasarkan kesaksian, hal itu terjadi ketika almarhumah masih di semester 1 pendidikan sekitar bulan Juli hingga November 2022. 

Kala itu, Aulia Risma ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas mengumpulkan pungutan dari teman-teman seangkatan dan menyalurkannya untuk kebutuhan non-akademik.

Baca juga: Sebelum Dokter Aulia Tewas, UNDIP Sudah Dilaporkan Dugaan Bully Senior ke Junior, Dinner dan Cek In

Kebutuhan yang dimaksud adalah membiayai penulis lepas untuk membuat nasakah akademik senior, menggaji OB, dan berbagai kebutuhan senior lainnya. 

"Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga" jar Syahril.

"Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhum mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga adanya pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu," imbuh Syahril.

Syahril menyebut, bukti dan kesaksian akan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut. 

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved