Berita Gresik Hari ini

Presiden Jokowi Resmikan Produksi Smelter PTFI di Kabupaten Gresik, Single Line Terbesar di Dunia

Presiden Joko  Widodo (Jokowi) meresmikan produksi Smelter PTFI terbesar di dunia yang ada di Kabupaten Gresik pada Senin, 23 September 2024.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Dyan Rekohadi
tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden.
Presiden Jokowi (baju putih) meresmikan produksi Smelter PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE Gresik, Senin (23/9/2024). 

SURYAMALANG.COM , GRESIK -  Presiden Joko  Widodo (Jokowi) meresmikan produksi Smelter PTFI terbesar di dunia yang ada di Kabupaten Gresik pada Senin, 23 September 2024.

Peresmian hari ini terhitung 30 bulan setelah Presiden Joko Widodo melakukan ground breaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE itu pada Selasa, 12 Oktober 2021.

Presiden Jokowi mengaku ingat betul pekerjaan yang berat dan melelahkan Selama saya menjabat sebagai presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun semelter.

"Pekerjaan sangat berat, saya ingat sampai di 2017 kita bernegosiasi, saya dengan Pak Richard Adkerson (Chairman Freeport MacMoran) untuk sepakat membangun Smelter di Gresik ini itupun masih alot sekali negosiasinya," ujar Jokowi.

Ia mengungkap, investasi yang tidak kecil, Rp 56 triliun itu bukan uang yang kecil, sehingga harus disadari memang perusahaan itu harus mengkalkulasi, perusahaan itu harus berhitung.

"Apa keuntungan membangun Smelter sebesar ini ? dan setelah itu langsung 2018 dimulai persiapan lahannya, persiapan lahan selesai, saya ke sini untuk ground breaking memulai untuk konstruksi pabrik Smeltermya dan setelah 30 bulan, Alhamdulillah hari ini bisa kita resmikan," ungkap Presiden Jokowi.

Sebelum peresmian, Presiden Jokowi sempat berkeliling Smelter PTFI di KEK JIIPE, melihat langsung lahan yang dipakai lebih dari 104 hektare. Menurutnya, sangat besar sekali, investasi Rp 56 triliun.

"Tetapi dengan pembangunan ini, Saya berhitung berapa sih revenuenya berapa dan paling penting buat Presiden adalah penerimaan negara baik pusat dan di daerah seperti apa. Hitung-hitungan saya perhitungan negara masuk kira-kira 80 Triliun Rupiah dari PT Freeport Indonesia, baik berupa deviden, royalti PPH badan, PPH karyawan pajak untuk daerah bea keluar, semuanya."

"Kira-kira angkanya seperti ini, ini angka yang sangat besar sekali ini. Ini kalau hanya satu perusahaan, tadi pagi saya juga buka Smelter di Sumbawa. Bagaimana 2 perusahaan 3 perusahaan 4 perusahaan dan 5 persudahaan dan 6 perusahaan, penerimaan negara kita akan meningkat dibanding apabila kita hanya mengekspor raw material bahan mentahnya," ungkapnya.

Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia ini, kata Presiden Jokowi, merupakan usaha untuk menyongsong Indonesia menjadi negara industri maju, yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak mengekspor raw material, mentahan, dan ini akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar.

"Tadi sudah disampaikan oleh pak Dirut dan ini merupakan pelaksanaan dari gagasan yang sering kita sampaikan mengenai hilirisasi yang merupakan pondasi ekonomi baru Indonesia yang tidak bertumpu pada konsumsi domestik karena Gdp grup kita bertumpu pada konsumsi domestik."

" Tetapi kita ingin beralih Gdp grup kita bertumpu pada produksi produktivitas dari perusahaan-perusahaan baik BUMN maupun swasta, dari investasi 56 triliun tersebut diolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga yang dibawa dari Papua menuju ke Gresik hasilnya 900.000 ton katoda tembaga, kurang lebih 50 ton emas dan 210 ton perak, jumlah yang tidak kecil," paparnya.

Menurut orang nomor satu di Indonesia ini, melihat Industri sebesar ini akan melibatkan banyak UMKM katering, menjadi subcon dari semua berkaitan dengan Smelter.

Dalam waktu dekat segera melahirkan perusahaan-perusahaan turunan, industri turunan tembaga yang ada di sekitar PTFI.

"Sudah ada mulai untuk prpduksei copper foil, diikuti pabrik kabel, selenium dihasilkan dari smelter tembaga ini diproduksi semi konduktor. Dengan mengucapkan bismilah saya meresmikan produksi Smelter PTFI di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur," tutupnya.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan, sesuai dengan komitmen PTFI dalam IUPK yang diterbitkan di tahun 2018 yaitu untuk membangun satu lagi smelter di Indonesia, smelter pertama sudah dibangun di daerah Gresik juga PT Smelting, smelter kedua single line terbesar di dunia dan ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan juga dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah pusat, dari pemerintah daerah, Gubernur Jawa Timur selalu sangat mendukung, Bupati dalam bisa menyelesaikan proyek ini.

Kemudian dari Kementerian investasi juga Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM.

"Ini adalah bagian dari hilirisasi yang disampaikan oleh bapak Presiden Joko Widodo dan juga untuk mensuplai kebutuhan akan tembaga terutama untuk ekosistem electrifical dan juga untuk kebutuhan transisi energi. Kalau dilihat dari hasil yang diproduksi oleh PT Freeport Indonesia di semleter ini dan juga di PT Smelting yang sekarang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Freeport Indonesia tempat Presiden sudah meresmikan ekpansinya di bulan Desember tahun yang lalu, itu produksi katoda tembahanya dapat mensuplai, dapat memenuhi kebutuhan untuk renewable energi kalau untuk Pembangkit listrik tenaga Surya 200 Giga Watt, pembangkit listrik tenaga bayu/angin 600 Giga Watt, PLT Hydro 800 Gigawatt setiap tahunnya," ucapnya.

Dari tanah Papua tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia terbesar di dunia, disuplailah konsentrat tembaga dimurnikan di Gresik. Selama beroperasi penuh akan memperkejakan 2000 orang, 1.200 karyawan kontraktor 800 karyawan langsung PTFI. Selama masa konstruksi telah memperkejakan 40 ribu tenaga kerja.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved