Berita Madiun Hari Ini

Perjuangan Dapatkan Air Bersih, Warga Lereng Gunung Wilis Madiun Tempuh 5 Km untuk Usung Air Sungai

Warga harus ke Sungai Ngukir, tepat di bawah jembatan Dusun Ngukir, Desa Ngranget Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun untuk mendapatkan air bersih

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Febrianto Ramadani
Dua warga Dusun Selang, Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Sundari (kerudung hijau) dan Nyamiran (baju hitam), mengambil air bersih di Sungai Dusun Ngukir, Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, yang berjarak 5 kilometer, Selasa pagi (15/10/2024). Mereka harus berjuang untuk mendapatkan air bersih di musim kemarau ini 

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Krisis air bersih dirasakan warga Madiun yang tinggal di lere\eng gunung Wilis. 

Warga harus berjuang mengangkut air dengan sarana galon di lokasi berjarak sekitar 5 KM, itupun yang didapat adalah air sungai yang mulai mengecil debitnya.

Sundari (35), dan Nyamiran (50) misalnya, mereka merupakan warga Dusun Selang, Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun yang harus berjuang untuk mendapatkan air bersih bagi keluarganya.

Selasa (15/10/2024) pagi , Sundari (35), dan Nyamiran (50) menuju Sungai Ngukir, tepat di bawah jembatan Dusun Ngukir, Desa Ngranget Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun untuk mendapatkan air bersih. 

Dua tangan Sundari (35), dan Nyamiran (50), nampak menggenggam erat dua buah galon air sembari menuruni terjalnya medan lereng Gunung Wilis, Selasa pagi (15/10/2024).

Tak seperti biasanya, aliran sungai tersebut telah menyusut. Sehingga Nyamiran dan Sundari, harus naik sedikit ke sumber air.

Sekujur tubuh Sundari berkeringat melewati jalan yang penuh dengan bebatuan.

Tak mudah bagi Sundari dan Nyamira, membawa dua buah galon berisi air penuh.

Sehingga mereka harus berhati hati memijakan kakinya.

“Pagi hari bawa 2 galon buat mandi, masak. Siang dan sore masing masing ambil air 2 galon untuk mencuci, mandi anak anak,” ungkap Sundari.

Ia pernah membawa tumpukan pakaian kotor, untuk dicuci ke Sungai Ngukir sekalian. Kondisi seperti ini dialami saat musim kemarau.

“Setiap hari memanfaatkan air di sungai ini sebagai keperluan rumah tangga, seperti Mandi, Cuci, Kakus,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Nyamiran.

Menurutnya, ada sekitar 30 KK yang memilih menggunakan air di sungai, lantaran pipa yang digunakan mengaliri air sebanyak 1 RT, tidak dapat mengaliri air.

“Minim, air jadi susah. Setiap kemarau cari air di sungai sini, setiap tahun kering tidak ada air.3 bulan lebih tidak ada air,” ucapnya.

“Mau ambil air harus bergantian. Buat masak mandi dan lain lain. Belum ada bantuan. Harapannya pemerintah daerah turun tangan,” tuntas Nyamiran.

 

 

 

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved