WAWANCARA Eri Cahyadi

Eri Ingin Surabaya Bermartabat dan Jadi Kota Humanis, di Balik Keteguhan Jadi Calon Tunggal

Diusung oleh 18 partai politik, pasangan nomor urut 1 ini tetap bekerja keras meyakinkan masyarakat memberikan pilihan di pada hari H pemungutan suara

SURYAMALANg.COM/Bobby Koloway
Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) ketima wawancara ekslusif dengan Penanggung Jawab Redaksi Harian Surya, Tri Mulyono di Basecamp Pemenangan Eri-Armuji di Surabaya beberapa waktu lalu. 

Sekolah tidak bisa gratis karena DPRD tidak setuju dengan anggaran yang kita ajukan. Di sini lah kami bertemu. Nah, teman-teman DPRD ini isinya siapa? Partai politik.

Kebersamaan ini yang kemudian menjadi cikal bakal koalisi besar di Pilkada?

Ketika saya mengajak bersama-sama membangun Surabaya, tidak ada ego, tidak ada kesombongan, antara saya dengan partai politik. Akhirnya, sama semua.

Ketika berkelanjutan untuk pilihan Wali Kota 2024-2029, saya sampaikan dengan kerendahan hati.

Bahwa, kalau kita punya program yang sama, kegiatan yang sama, yang hari ini hanya 3,5 tahun, bisa dirasakan masyarakat dengan turunnya kemiskinan, turunnya angka pengangguran terbuka, turunnya stunting, maka itu lah yang diinginkan masyarakat.

Akhirnya semua bersatu meletakkan egonya. Apa artinya? Bagi saya ini adalah musyawarah mufakat.

Kecuali kalau hasil kerja tidak ada tiba-tiba bisa semua mendukung, bisa saja diartikan bahwa demokrasinya tidak berjalan.

Namun, kalau karena semua yang sudah dilakukan di Surabaya telah berdampak luar biasa, hasil kerja sama antara kerja antara DPRD dan pemerintah kota, antara semua partai politik ke seluruh warga, hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat Surabaya, maka kami mengutamakan kebersamaan memberikan terbaik bagi Surabaya.

Terhadap pemungutan suara tahun ini, tentu bukan hanya sekedar menang suara dengan persentase 50 persen plus satu. Apalagi, di Surabaya hanya ada satu calon. Sebenarnya, goal apa yang Anda inginkan dari pencalonan ini?

Goal yang ingin saya capai adalah Surabaya bermartabat menuju Kota Dunia yang humanis. Contohnya, Surabaya ini boleh menjadi Kota metropolitan, tapi saya ingin seluruh kampung di Surabaya menjadi Kampung Pancasila.

Saat ini, sudah ada 60 kampung yang terbentuk. Apa yang dimaksud Kampung Pancasila? Di dalam satu kampung itu, yang kaya sadar bahwa sebagian harta yang dimiliki merupakan titipan Tuhan yang sebenarnya "milik" orang lain.

Sehingga apa? Bisa donasi. Uang yang terkumpul di situ, tidak boleh dikeluarkan (dari kampung), tapi digunakan untuk membantu warga miskin di RW-nya.

Kalau ini bisa jalan, Pancasila bukan hanya di lisan, namun benar-benar diamalkan. Saat ini sudah ada 60 kampung. Ke depan, semuanya bisa menjalankan.

Terhadap perencanaan pembangunan kota, program apa yang ingin dilanjutkan?

Sebenarnya, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Surabaya yang kami bahas itu sampai (selesai) 2026.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved