WAWANCARA Eri Cahyadi

Eri Ingin Surabaya Bermartabat dan Jadi Kota Humanis, di Balik Keteguhan Jadi Calon Tunggal

Diusung oleh 18 partai politik, pasangan nomor urut 1 ini tetap bekerja keras meyakinkan masyarakat memberikan pilihan di pada hari H pemungutan suara

SURYAMALANg.COM/Bobby Koloway
Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) ketima wawancara ekslusif dengan Penanggung Jawab Redaksi Harian Surya, Tri Mulyono di Basecamp Pemenangan Eri-Armuji di Surabaya beberapa waktu lalu. 

Di situ, ada proyek (pengerjaan saluran) diversi Gunungsari, box Culvet Banyu Urip, hingga Jalan Wiyung. Itu sebenarnya selesai 2026. Ini yang harusnya diselesaikan. Kemudian, jalan kampung harus bisa terselesaikan. Juga membentuk creative hub rumah Gen-Z di Surabaya yang ada di masing-masing kecamatan. Ini yang akan ditata.

Muncul prediksi sejumlah pihak bahwa calon tunggal akan menurunkan angka partisipasi pemilih di pemilu. Bagi Anda, apakah keikutsertaan pemilih turut menjadi tolok ukur keberhasilan Anda ke depan?

Berdasarkan angka partisipasi pemilih di beberapa Pilkada Surabaya saat pilihan langsung dilakukan, termasuk saat saya terpilih kemarin, partisipasi warga selalu di sekitar angka 50 persen.

Namun, kami yakin bahwa (partisipasi) pilkada tahun ini akan jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena, selalu saya katakan bahwa yang menentukan Kota Surabaya adalah warganya sendiri.

Wali Kota hanya dirigen. Rasa persatuan dan kekeluargaan yang utama. Ini bisa diwujudkan sejak pemilihan. Sehingga, saya yakin lebih dari 50 persen.

Di sini bukan bicara calon tunggal atau bukan, namun selama kami memimpin 3,5 tahun, saya selalu mengajak warga Surabaya untuk membangun kota dengan hati. Bukan dengan melihat siapa yang memimpin.

Namun, ayo bersama membangun kota. Pergerakan ini yang terlihat. Kami ingin mengajarkan bahwa warga jangan dipolitisasi, namun ayo membangun Surabaya dengan hati. Tidak sekadar untuk menang politik.

Artinya, partisipasi pemilih juga menjadi goal Anda?

Bagi saya, ada atau tidak ada lawan tetap saja head to head. Bedanya, kalau ada lawan, saya harus berhadapan dengan calon yang memang memiliki program (visi dan misi). Sedangkan kalau melawan kotak kosong, sebenarnya sama-sama head to head, namun ini tidak memiliki program. Goal dari semua ini, bukan siapa yang menang. Tapi, siapa yang bisa membuat senang warga Surabaya. Itu tanggungjawab bagi yang terpilih.

Saat Anda memimpin di periode pertama, Anda memiliki program mengutamakan pendidikan, kesehatan, dan meningkatkan kesejahteraan warga. Dengan adanya pandemi dan masa pemerintahan yang lebih singkat, bagaimana evaluasi terhadap ketiga prioritas tersebut?

Alhamdulillah, meskipun sempat melewati masa Covid, kami mampu memenuhi UHC (Universal Health Coverage). Jadi, warga Surabaya cukup dengan KTP bisa mendapatkan pengobatan gratis menggunakan BPJS.

Pokoknya warga Surabaya datang (ke fasilitas kesehatan), pakai KTP, langsung diobati. Kalau pasien belum punya BPJS, maka akan dimasukkan dalam E-Dabu (Elektronik Data Badan Usaha) oleh RS, maka akan difinalisasi dalam 1 hari dan diberikan.

Tak hanya itu, di 2025, kami juga menyiapkan program BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh warga Surabaya yang belum sejahtera. Sehingga kalau misalnya, naudzubillah min dzalik, ada kecelakaan atau bahkan sampai meninggal, ada cover asuransi. Apa mampu? Bisa. BPJS kesehatan aja bisa ditanggung pemkot.

Itu terkait masalah kesehatan. Bagaimana dengan pendidikan?

Untuk pendidikan sudah gratis semua (SD-SMP). Makanya, kami juga berkoordinasi dengan provinsi, memberikan bantuan kepada SMA sebesar Rp 200 ribu perbulan. Khususnya, bagi yang nggak mampu.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved