Berita Viral

Rahasia Sukses Pasutri Bikin Kerupuk Slondok di Blitar, Ladang Bisnis dengan Omzet Capai Rp 50 Juta

Beginilah rahasia sukses pasutri bikin kerupuk slondok di Blitar yang bisa jadi inspirasi untuk ladang bisnis dengan omzet capai Rp 50 juta per bulan.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Rahasia Sukses Pasutri Bikin Kerupuk Slondok di Blitar, Ladang Bisnis dengan Omzet Capai Rp 50 Juta 

Kebetulan, di daerah asal Budi di Magelang, Jawa Tengah, banyak produsen kerupuk slondok.

Apalagi, Budi melihat kerupuk slondok belum banyak dipasarkan di wilayah Kota Blitar.

Selain itu, bahan baku produksi kerupuk slondok, yaitu, ketela juga melimpah dan mudah didapat.

"Kalaupun ada yang jual kerupuk slondok di Blitar, kualitasnya biasa-biasa saja. Akhirnya, saya memutuskan menjual kerupuk slondok kualitas premium," ujarnya.

Kualitas kerupuk slondok milik Budi memang premium. Ketika dimakan, kerupuk slondok milik Budi renyah tapi lembut dan tidak asam. Rasanya perpaduan gurih, manis, dan pedas.

"Biasanya, kerupuk slondok rasa asamnya kuat. Kalau milik saya seperti tidak ada rasa asamnya. Kalau digoreng juga bisa mekar bagus," katanya.

Usaha kerupuk Slondok milik Budi tidak serta merta langsung besar. Awal-awal produksi, ia hanya mampu menjual 3 kuintal kerupuk slondok.

Budi Pramono menunjukkan produk kerupuk slondok yang siap dijual di rumahnya, Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jumat (8/11/2024) dalam artikel berjudul
Budi Pramono menunjukkan produk kerupuk slondok yang siap dijual di rumahnya, Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jumat (8/11/2024) dalam artikel berjudul "Resep Sukses Pasutri di Blitar Bikin Kerupuk Slondok Jadi Bisnis Menjanjikan, Omzet Capai Rp50 Juta" (Tribunnews)

Baca juga: Pilu Taufik Nur Nakes Puskesmas Dianiaya Polisi Malah Jadi Tersangka, Ternyata Gegara Cemburu Buta

Berjalannya waktu, usahanya terus berkembang. Permintaan kerupuk slondok semakin banyak.

Ia memasarkan kerupuk slondok di pasar tradisional, toko modern, dan rumah makan di Kota Blitar.

Ia juga memasarkan kerupuk slondok secara online. Lewat pemasaran online, ia akhirnya memiliki pelanggan tetap di luar kota seperti Malang, Surabaya, bahkan sampai Kalimantan.

"Awal-awal produksi, kapasitasnya sekitar 3 kuintal per bulan. Omzetnya masih di bawah Rp 10 juta. Sekarang, produksinya bisa 1 ton sebulan dengan omzet antara Rp 40 juta sampai Rp 50 juta," katanya.

Budi menjual kerupuk slondok mentah dan matang. Untuk kerupuk slondok mentah harga ecerannya Rp 12.000 per kilogram.

Sedang krupuk slondok matang kemasan 75 gram dijual dengan harga Rp 7.000 dan kemasan 100 gram dijual dengan harga Rp 10.000.

Budi mempunyai angan-angan ingin mengekspor kerupuk slondok ke luar negeri. Sekarang, ia sedang belajar standar kualitas ekspor kuliner.

"Saya ada teman juga ekspor makanan ke Arab Saudi. Saya sedang belajar sama teman saya agar bisa ikut ekspor kerupuk slondok ke sana (Arab Saudi," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved