Komunitas Bersepeda di Malang Raya

Kisah Mekanik Sepeda Asal Kepanjen Malang yang Sering Ikut Tur Komunitas dari Kota ke Kota

Moch Zainuri, pria asal Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ini sudah puluhan tahun menjadi mekanik sepeda.

|
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Luluul Isnainiyah
Moch Zainuri saat ditemui di kios servis sepeda miliknya di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (18/11/2024). 

“Offroad itu medannya paling sulit, benar jaraknya dekat biasanya cuma 25 kilometer, tapi karena medannya naik turun bisa sampai 3 jam itu, belum lagi harus nyebrang Sungai Brantas,” kenangnya.

Puluhan kota/kabupaten sudah pernah dilalui oleh Nuri dengan komunitas sepeda yang mengajaknya. Mulai dari Jombang, Ponorogo, Jember, hingga ke Bali.

Namun karena tubuhnya sudah tidak mumpuni, Nuri sudah tidak lagi ikut gowes. Sejak 2016 lalu ia mulai berhenti, kemudian ketika ada komuntias yang mengajaknya, ia lebih memilih untuk naik kendaraan.

“Sekarang sudah nggak kuat mau ikut gowes lagi, jadi ya kalau ada yang ngajak saya cuma bisa ikut menemani dengan naik kendaraan,” pungkasnya.

Terakhir, Nuri mengikuti gowes dari Polres Malang ke Kecamatan Singosari. Karena ia sudah menjadi langganan ketika ada kegiatan dari polres sejak 2007 silam.

Bengkel sepeda di Kota Malang banjir pesanan

Pemilik bengkel sepeda Kopi Bike, Achmad Mukhlis (33) saat sedang memperbaiki sepeda milik kustomernya, Minggu (17/11/2024).
Pemilik bengkel sepeda Kopi Bike, Achmad Mukhlis (33) saat sedang memperbaiki sepeda milik kustomernya, Minggu (17/11/2024). (SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan)

Sementara itu, tren bersepeda kini kembali booming dan hype di Kota Malang berdampak positif bagi pelaku usaha bengkel sepeda.

Pemilik bengkel sepeda Kopi Bike, Achmad Mukhlis (33) mengatakan, tren bersepeda di Kota Malang kembali booming sejak akhir tahun 2023 lalu.

"Dan memasuki tahun 2024 atau tepatnya 6 bulan yang lalu, tren ini makin menjadi. Tentunya, tren bersepeda ini kembali muncul tidak terlepas dari anak-anak muda dengan kultur SKENA nya (Sua, Cengkerama, dan Kelana)," ujar Achmad Mukhlish saat ditemui di bengkelnya yang terletak di Jalan Silikat Kecamatan Blimbing, Minggu (17/11/2024).

Di samping itu, kalangan anak-anak muda ini sudah bosan dengan hobi otomotif.

Sehingga, mereka pun mencari hal-hal yang baru yaitu beralih ke sepeda.

Dirinya pun mengaku, tren bersepeda yang semakin hype di Kota Malang berdampak positif ke bengkelnya.

Yaitu dengan banyaknya permintaan atau pesanan kustom sepeda.

"Tiap bulan, pasti selalu ada (permintaan kustom sepeda). Namun tidak semuanya saya terima, dan saya batasi seminggu maksimal mengerjakan kustom 2 sepeda,"

"Karena yang namanya kustom, pasti memakan waktu. Apalagi kalau konsumen minta ubahan khusus seperti merubah warna rangka (frame)," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved