Viral Pembacokan di Sampang

Penyebab Tragedi Carok di Sampang Madura Gara-gara Hasutan Bohong, Jimmy Sugito Dituduh Pukul Kiai

Penyebab tragedi carok di Sampang Madura terkuak gara-gara hasutan bohong, Jimmy Sugito dituduh pukul kiai

SURYAMALANG.COM/LUHUR PAMBUDI
Tragedi carok di Sampang Madura terkuak gara-gara hasutan bohong, Jimmy Sugito dituduh pukul kiai 

Kombes Pol Farman menerangkan, kejadian berawal dari kunjungan salah satu figur dari kubu Calon Bupati nomor urut 2 yakni Slamet Junaidi ke salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut.

Slamet Junaidi bersama beberapa anggota tim dan pendukungnya bermaksud datang bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Babussalam untuk bertemu salah satu pengasuhnya, yakni Kiai Mualif.

Atas kunjungan itu, Kiai Mualif meminta Saksi Asrofi, salah satu santrinya untuk mengumpulkan jamaah zikir guna melakukan sambutan. 

Kedatangan Slamet Junaidi yang dianggap mendadak itu akhirnya diketahui oleh tokoh masyarakat lain yang bermukim di desa tersebut, yakni Kiai Hamduddin.

Kebetulan untuk menuju padepokan Kiai Mualif, rombongan Slamet Junaidi harus melintas di depan rumah Kiai Hamduddin.

Ternyata, kedatangan yang mendadak dari Slamet Junaidi menimbulkan ketidaksenangan bagi Kiai Hamdudin.

Pasalnya, Kiai Mualif cuma sebatas menantu keponakan Kiai Hamduddin yang tentunya secara usia lebih muda.

Kiai Hamduddin juga menganggap, kunjungan Slamet Junaidi ke padepokan itu, dianggap 'melangkahi' karena tanpa izin dari Kiai Hamduddin yang lebih tua.

Baca juga: Tampang 2 Pelaku Carok Sampang Madura Bunuh Jimmy Sugito Kini Tertunduk Lesu, Ditangkap Polisi

Akibat hal tersebut, kubu massa Kiai Hamduddin melakukan blokade akses jalan yang akan dilewati rombongan kendaraan Slamet Junaidi, menggunakan mobil Kijang LGX dan beberapa potongan kayu.

Tak pelak, upaya tersebut malah memicu percekcokan antara kubu massa Kiai Mualif yang terdiri dari Jimmy Sugito, Muadi, Mat Yasid, dan Abdussalam, melawan Kubu massa Kiai Hamduddin.

Bahkan sempat terlontar perkataan dari Saksi Muadi dengan kalimat berbahasa Madura; Mon Acarok Gih degik yeh. Artinya, kalau mau carok nanti saja.

Kendati begitu, rombongan Slamet Junaidi memilih mencari akses jalan lain meski harus memutar.

Siasat tersebut, dilakukan oleh rombongan Slamet Junaidi karena melihat massa mulai bergerak dari arah kediaman Kiai Hamduddin menuju ke arah kendaraan rombongannya yang sedang berhenti.

Sesaat, rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi tersebut melalui jalur jalan lain.

Ternyata terjadi percekcokan lanjutan antara Saksi Asrofi dari kubu Kiai Mualif dengan Kiai Hamduddin.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved