Berita Kediri Hari Ini

Sungai Brantas Meluap, Tambangan Perahu di Manisrenggo Kota Kediri Ditutup Sementara

Tambangan perahu yang digunakan warga di lingkungan Miri, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, tutup sementara karena sungai Brantas yang meluap

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
Lokasi tambangan perahu Sungai Brantas di lingkungan Miri, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kadiri ditutup sementara karena Sungai Brantas meluap 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Meluapnya Sungai Brantas memaksa tambangan perahu yang digunakan warga di lingkungan Miri, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, untuk menutup operasional sementara. 

Penutupan ini dilakukan sejak Jumat (29/11/2024) kemarin demi mengantisipasi risiko bahaya akibat derasnya aliran sungai.  

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Joko Arianto, menyebut luapan Sungai Brantas terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Blitar.

"Hujan lebat di hilir, khususnya di wilayah Blitar, membuat Sungai Brantas meluap. Aliran tersebut otomatis berdampak ke wilayah selanjutnya, termasuk Kota Kediri," katanya, Sabtu (30/11/2024).  

Luapan air sendiri mulai terjadi sejak Kamis malam (28/11/2024), sekitar pukul 20.00 WIB, dengan arus yang sangat deras.

Kondisi ini menyebabkan tambangan menjadi tidak aman untuk digunakan. 

Joko juga memastikan pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh pengelola tambangan di sepanjang Sungai Brantas untuk menghentikan operasional sementara. 

"Kami sudah meminta pengelola tambangan untuk menutup sementara hingga kondisi kembali normal demi keselamatan bersama," tegasnya.  

Sementara itu, BPBD Kota Kediri terus memantau perkembangan debit air Sungai Brantas.

Jika kondisi terus memburuk, langkah antisipasi lain akan disiapkan untuk meminimalkan risiko bagi warga sekitar.  

Langkah pencegahan sudah dilakukan, termasuk memberikan informasi kepada masyarakat agar waspada terhadap potensi banjir.

Warga yang biasa memanfaatkan tambangan diimbau untuk sementara waktu mencari alternatif jalur lain yang lebih aman.  

Pengelola Tambangan Miri, Saiful, mengatakan bahwa luapan air bahkan merusak jembatan bambu tambangan yang biasa digunakan warga untuk melintas.  

"Meluap sekitar jam 20.00 WIB sampai dini hari. Arusnya sangat deras, sampai jembatan bambu rusak," kata Saiful.

Ia juga menyebut luapan air membawa berbagai material sampah, seperti plastik, eceng gondok, ranting, dan batang bambu, yang semakin memperparah situasi.  

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved