Berita Malang Hari Ini

Profil Dimas Fariski Setyawan Putra, Mahasiswa ITN Malang Raih Juara 3 TSA Cyber Champion 2024

Profil Dimas Fariski Setyawan Putra, Mahasiswa ITN Malang Raih Juara 3 TSA Cyber Champion 2024

ITN Malang
Mahasiswa S1 Teknik Informatika ITN Malang, Dimas Fariski Setyawan Putra. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Mahasiswa S1 Teknik Informatika Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Dimas Fariski Setyawan Putra, meraih juara 3 TSA Cyber Champion 2024, Digital Talent Scholarship, Badan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kompetisi ini diadakan secara online pada 9-10/11/2024 lalu. Sedang penganugerahannya digelar di Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta pada Sabtu (23/11/2024).

Dimas termasuk mahasiswa berprestasi di bidang lomba cyber security. Sebelumnya dia bersama tim Teknik Informatika S1 ITN Malang meraih The Best Attacker Divisi Keamanan Siber (Cyber Security), Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XVI 2023, dan Juara 1 Kategori Mahasiswa dalam Anugerah Bug Bounty 2024, Kemendikbudristek lewat Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin).

"Di kompetisi itu, kami menghadapi tantangan dan uji keterampilan dalam keamanan siber. Pesertanya tidak hanya dari mahasiswa, namun juga alumni perguruan tinggi di seluruh Indonesia dengan usia maksimal 29 tahun,” jelas Dimas kepada SURYAMALANG.COM di Ruang Humas ITN Malang, Kamis (5/12/2024).

Pada TSA Cyber Champion 2024 Dimas bergabung dalam tim untuk Cyber Sea Games bersama mahasiswa kampus ternama.

Mereka adalah Achmad Zaenuri Dahlan Putra (ITS), Bill Elim (Binus) serta Linuz Tri Erianto (ITB). Mereka masuk tiga besar bersama tim mahasiswa dari ITB, National University Of Singapore (juara 1), dan IPB (juara 2). Kompetisi Capture the Flag (CTF) TSA Cyber Champion 2024 terdiri dari 455 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

TSA Cyber Champion 2024 ditujukan pada mahasiswa dan alumni perguruan tinggi yang memiliki minat belajar lebih dalam pada dunia cyber security.

Melalui TSA Cyber Champion peserta akan mendapat kemampuan teknis, mengasah keterampilan, dan minat dalam bidang keamanan siber. Peserta juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan para ahli di bidangnya.

Pada kompetisi ini tiap peserta diberi lima kategori soal yang harus dikerjakan yaitu digital forensik, kriptografi, reverse engineering, eksploitasi binary, dan eksploitasi web. Digital Forensik adalah kategori yang mengharuskan peserta untuk melakukan penganalisaan terhadap suatu berkas, studi kasus peretasan, dan studi kasus lain yang berkaitan dengan cyber security.

Kriptografi peserta diminta memecahkan suatu kode rahasia. Teknik ini untuk melindungi informasi dengan mengkodekan pesan sehingga hanya penerima yang dituju yang dapat membacanya. Kriptografi mendukung keamanan siber untuk komunikasi yang aman, perlindungan data, dan identifikasi digital.

Reverse Engineering adalah kategori yang mengharuskan peserta untuk menemukan sebuah serial key atau flag, atau melakukan analisa suatu malware atau virus. Sedang Binary/biner merupakan teknik yang digunakan peretas untuk membuat aplikasi melakukan hal yang tidak seharusnya.

Eksploitasi web adalah bentuk eksploitasi terhadap aplikasi yang dilakukan melalui peramban. Eksploitasi web dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti penetrasi, mencari celah pada komputer, atau untuk mendemonstrasikan kerapuhan sistem.

“Di tim saya dari awal sudah ada pembagian kategorinya masing-masing. Saya bagian eksploitasi web. Saya diberi IP address dan diminta ngehack web yang sudah ditentukan. Sebenarnya saya ikut kompetisi cyber security ini untuk mengasah kemampuan, sekaligus bisa belajar teknik baru,” lanjutnya.

Dimas berharap kedepannya semakin banyak yang belajar cyber security karena memiliki peluang besar dalam dunia kerja dibanding jurusan informatika lainnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved