Berita Malang Hari Ini
Warga Demo Usaha Rumah Potong Ayam Jl Selat Bengkalis Malang, Bau Tak Sedap Sudah Dikeluhkan 2 Tahun
Warga selama ini resah dan sudah tidak tahan dengan bau busuk dari pembuangan limbah ayam potong yang dibuang di saluran air perumahan.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
Kemudian diundang lagi di Balai RW 11 juga tidak datang.
"Intinya kita ingin ada surat pernyataan tertulis sesuai janji dia. Berjalannya waktu, yang bersangkutan menyuruh lawyer/kuasa hukum pemilik usaha untuk mengadakan mediasi dengan Pak Lurah. Tapi ditolak Pak Lurah. Sebab kelurahan dan kecamatan sudah melalui proses panjang. Seperti dilakukan pendekatan. Tapi yang bersangkutan tidak ada itikad baik untuk bertemu warga dan kita," paparnya.
Fahrudin Hamami, perwakilan sekolah/pengurus yayasan yang lokasinya dekat rumah usaha itu menyebutkan dampaknya di lembaga pendidikan.
"Yang jelas baunya. Dekat kelas PG, dari sisi kesehatan juga tidak baik," kata Hamami pada suryamalang.com yang datang ke aksi demo itu.
Bahkan pihak sekolah akhirnya memindahkan pintu pagar masuk ke kelas PG dan memberi tembok bagian sekolah yang bersebelahan dengan rumah potong ayam milik Fitri dan Rokim itu.
"Sangat mengganggu terutama polusi udaranya. Akhirnya yang sebelah usaha ditembok gara-gara itu," kata Hamami. Apakah sekolah pernah komplain? Pernah. "Tapi masih sekedar himbauan yang dilakukan oleh Pak Medi (perwakilan sekolah). Dua tahun terakhir kira-kira," kata dia. Ia berharap setelah aksi warga, paling tidak ada perubahan.
"Kami tidak ingin mencegah rezeki orang. Tapi saling menghormati. Sekolah kan butuh kenyamanan. Jadi sama-sama menghormati. Apalagi pas hujan. Baunya terasa. Kita tidak ingin menghalangi rejeki orang tapi ya diurus yang benar Amdalnya," papar Hamami.
Seingatnya, pihaknya belum pernah dimintai izin terkait usaha rumah potong ayam itu.
Sebaliknya, pihak sekolah pernah menyampaikan komplain sudah dua tahunan ini.

Saat aksi demo warga dilakukan di tempat usaha potong ayam itu, kondisinya gelap.
Tapi pemilik usaha dan anaknya mendatangi tempat usahanya didampingi kuasa hukumnya, Irwina Vindri SH atau Vivin, setelah rumah tempat tinggal mereka didatangi.
Fitri lalu menyatakan minta maaf. Dia menjelaskan bahwa anak buahnya juga membersihkan selokan sebagai dampak pembuangan limbah.
Pernyataan pemilik usaha itu langsung direspon warga yang menegaskan keluhan mereka tidak selesai dengan bersih-bersih selokan, karena nyatanya bau limbah pemotongan ayam begitu kuat menyengat.
Ia berharap, sesuai janji pemilik usaha, bahwa tiga bulan harus pindah dari sini, yaitu awal Desember 2024.
"Kalau mau usaha ya jual ayam potong saja. Gak usah motong ayam disini," kata Yamil. Sedang
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.