Berita Viral

FAKTA-FAKTA Pemukulan Dokter Koas: Status Mahasiswi Lady Dibekukan, Lina Menyesal Suami Terancam KPK

FAKTA-FAKTA baru pemukulan dokter koas: status mahasiswi Lady dibekukan, Lina menyesal sopir dipenjara, suami terancam KPK.

|
Instagram @palembang.kantep
FAKTA-FAKTA baru pemukulan dokter koas: status mahasiswi Lady dibekukan, Lina menyesal sopir dipenjara, suami terancam KPK. 

"Saat KPK menangani kasus OTT BBPJN Kaltim akhir 2023, nama yang bersangkutan sebetulnya juga sudah disebut-sebut," ujar Herda, Minggu (15/12/2024) mengutip Kompas.com.

"Hal itu makin menguatkan untuk segera dilakukan pendalaman (terhadap kekayaan Dedy Mandarsyah)," sambungnya.

Herda menjelaskan, jika KPK sudah memiliki data yang kuat, maka mereka akan memeriksa Dedy.

Pihaknya memperkirakan Dedy akan dipanggil KPK dalam dua pekan ke depan untuk diklarifikasi.

"Kalau kita sudah memiliki data kuat untuk kemudian dilakukan konfirmasi dan klarifikasi pasti pada akhirnya yang bersangkutan akan segera kita panggil," imbuh Herda.

4. Mau Liburan ke Eropa?

Beredar kabar di media sosial, alasan Lady menolak jadwal piket yang ditetapkan rekannya, Luthfi selama liburan Natal dan Tahun Baru karena ingin liburan ke Eropa bersama keluarganya. 

Namun, kabar tersebut dibantah oleh kuasa hukum keluarga Lady, Titis Rachmawati, ketika mendampingi DT saat diperiksa di Mapolda Sumsel.

"Itu sudah dilebihkan, enggak ada liburan. Katanya mau liburan ke Eropa, emang ke Eropa berapa jam naik pesawat?" kata Titis saat ditemui di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (13/12/2024).

Baca juga: Sosok Fadilah Tersangka Pemukulan Dokter Koas Bela Bos 20 Tahun Mengabdi Kerja Kini Dipenjara

Titis meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi terkait isu yang berseliweran di medsos.

"Kami akan luruskan kepada masyarakat dan orang-orang yang tidak tahu permasalahan. Jangan judge seseorang, karena medsos kan sudah diatur Undang-undang ITE.

Kami perhatikan akun-akun yang disebarkan dengan tujuan hal yang tidak baik," tuturnya.

Menurut Titis, Lady ingin meminta piket dijadwal ulang karena mengalami tingkat stres sebagai tenaga medis. Terlebih lagi banyaknya pasien di rumah sakit.

"Tingkat stres orang tidak bisa mengukurnya, apalagi baru diterjunkan ke masyarakat. Belum siap betul. Ada sesuatu yang tidak diperlakukan dengan yang sama," ujarnya.

5. Kondisi Korban Lutfhi

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved