Ribuan Petani di Tumpang-Pakis Malang Kesulitan Pasokan Air, Sumberpitu Dikuasai Perusahaan Daerah

Ribuan Petani di Tumpang-Pakis Malang Kesulitan Pasokan Air, Sumberpitu Dikuasai Perusahaan Daerah

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
KESULITAN AIR - Ribuan petani di Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, kesulitan mendapatkan pasokan air. Gara-garanya adalah mata air Sumberpitu dieksploitasi oleh dua perusahaan daerah. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Program penguatan ketahanan pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto, terancam tak sukses jika nasib petani diabaikan, seperti yang dialami 4000 petani di Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Sebanyak 4000 petani itu mengelola sawah seluas sekitar 950 hektare (Ha).

Nasib mereka saat ini bisa ibaratkan seperti ayam mati di lumbung padi, karena memiliki sumber mata air di desanya, namun malah kekurangan air.

Itu karena beberapa sumber mata airnya, salah satunya adalah Sumberpitu, yang ada di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, dieksplotasi tanpa batas alias ugal-ugalan oleh dua perusahaan daerah air minum. Yakni, Perumda Tugu Tirta Kota Malang dan Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Jika tak ada solusi, dikhawatirkan konflik antara ribuan petani itu dengan dua perusahaan air minum itu bakal terulang kembali seperti tahun 2022 lalu.

Yakni, tandon air milik Tugu Tirta, di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusomo, disegel warga.

Sebab, dua perusahaan air minum itu dianggap jadi biang kerok dari kekurangan air buat sawah seluas 950 hektare (Ha) dari milik 4000 petani, yang ada di 10 desa.

Yakni, Desa Sukoanyar, Pucangsongo, Sumberpasir, dan Kecungrejo, semuanya Kecamatan Pakis.

Sedang, di Kecamatan Tumpang itu, petani yang kekurangan air di antaranya dari Desa Tumpang, Bokor, Slamet, Ringin Songo, Malangsuko, dan Desa Jeru.

"Kalau kemarin, warga masih dapat air meski harus rebutan, bahkan kadang sampai gegeran di sawah."

"Namun, saat ini, apa yang direbutkan, wong airnya sudah tak ada meski masih musim hujan. Itu karena lima sumber yang ada, dan salah satu sumber terbesar debitnya, yakni Sumberpitu, sudah dikuasai PDAM Kota dan Kabupaten."

"Warga yang punya sumber saat ini sudah tak bisa menikmati airnya," tutur Abdul Syukur, Ketua HIPA Dewi Ratih, Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (11/2/2025).

Abdul Syukur mengaku punya sawah 3000 m2, dengan ditanami padi empat hari lalu. Namun, mulai tanam hingga saat ini belum dapat air meski dirinya semalam suntuk, sudah tak pulang, untuk mencari air.

Bukan hanya dirinya, namun banyak petani lainnya, sampai batal tanam padi karena tak dapat air.

"Di Desa Sukoanyar sendiri, ada 148 Ha sawah dengan 300 petani. Namun, sejak air sulit sekitar 6 tahun ini, bamyak petani yang frustasi sehingga sawahnya ditanami jagung, sampai pisang," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved