Pertamina Oplos Pertamax dan Pertalite
USAHA WARGA Gugat Pertamina Dirugikan Gara-gara Pertamax Oplosan, 590 Aduan Diterima LBH Jakarta
Usaha warga gugat Pertamina dirugikan gara-gara Pertamax oplosan, 590 aduan diterima LBH Jakarta, bisa dibawa ke pengadilan melalui dua skenario.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Usaha warga gugat Pertamina gara-gara kasus Pertamax oplosan terlihat dari banyaknya aduan yang masuk ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Warga yang membuat aduan adalah mereka yang merasa dirugikan setelah tahu selama 5 tahun periode 2018-2023 Pertamax dioplos dengan Pertalite dan dijual dengan harga Pertamax.
Praktis culas mengoplos Pertamax hanya satu dari lima unsur kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).
Gara-gara aksi tersangka yang berjumlah 9 orang tersebut, dalam satu tahun (2023) negara menderita kerugian Rp 193,7 triliun atau ditaksir Rp 968,5 triliun dalam 5 tahun sejak 2018-2023.
Baca juga: Alasan Fitra Eri Influencer Otomotif Diperiksa Kejagung Saksi Kasus Pertamina, Namanya Sempat Viral
Tidak heran warga khususnya para konsumen yang membeli Pertamax selama ini meradang hingga ingin menuntut Pertamina.
Menurut LBH Jakarta hingga Selasa (4/3/2025), pihaknya telah menerima 590 aduan, baik secara daring maupun luring.
Diprediksi jumlah warga yang melaporkan diri sebagai korban praktik pertamax oplosan akan terus bertambah.
”Saat ini sudah ada 590 pengaduan yang masuk,” kata Direktur LBH Jakarta, Muhammad Fadhil Alfathan, Rabu (5/3/2025) mengutip Tribunnews.com.
LBH Jakarta bekerja sama dengan Center of Economics and Law Studies (Celios) telah membuka Pos Pengaduan Warga Korban Pertamax Oplosan sejak Jumat (28/2/2025).
Baca juga: Tanggung jawab Pertamina Diminta Beri Kompensasi Konsumen Buntut Pertamax Oplosan, Mereka Dirugikan
Pos ini berfungsi untuk memverifikasi apakah warga benar-benar mengalami kerugian akibat pencampuran RON 92 (Pertamax) dengan RON lebih rendah.
Rencananya, aduan itu bakal dijadikan bahan untuk menggugat Pertamina ke pengadilan melalui dua skenario.
Pertama melalui gugatan warga negara atau citizen law suit dan kedua melalui gugatan perwakilan kelompok atau class action.
Dihubungin terpisah, peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada, Zaenur Rohman mendukung upaya warga untuk menggugat.
Namun, ia menilai pembuktian kerugian dalam gugatan class action bukan perkara mudah.
"Karena class action tu kan harus membuktikan adanya kerugian. Apakah masyarakat. Bisa buktikan kerugian yang telah dideritanya? Itu bukan satu hal yang mudah," jelas Zaenur.
Baca juga: Beda Jauh Kekayaan Ahok Vs Hotman Paris Panas Gara-gara Korupsi Pertamina, Klaim Rp 4,5 Triliun
Zaenur menekankan pentingnya pengusutan dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, Sub Holding, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
Menurutnya, Kejaksaan Agung memiliki kewenangan yang lebih kuat untuk membongkar kasus ini dibandingkan jalur gugatan perdata.
Omzet SPBU Anjlok
Dugaan Pertamax oplosan oleh Pertamina, berdampak pada penjualan BBM di SPBU kawasan Trenggalek.
Salah satu yang terkena imbasnya adalah SPBU Terminal Surodakan, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Kelurahan Surodakan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Kepala SPBU Terminal Surodakan, Kurnia Tri Baskoro Edi mengungkapkan penjualan BBM jenis Pertamax turun pasca-dugaan pengoplosan mencuat.
"Setelah isu itu ramai, selama dua hari terjadi penurunan konsumsi Pertamax," kata Edi, sapaan akrabnya kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (4/3/2025).
Penurunannya cukup signifikan, yaitu lebih dari 50 persen.
Baca juga: PENYEBAB Ahok Tidak Ditakuti 3 Petinggi Koruptor Pertamina, Riva Cs Tukang Ngeyel Bermuka Tebal
Jika biasanya SPBU Terminal Surodakan bisa menjual BBM Pertamax 4,2 sampai 4,5 ton per hari atau 4.200 hingga 4.500 liter per hari, setelah terjadi isu tersebut turun menjadi 2,2 sampai 2,4 ton per hari.
Hal tersebut diiringi peningkatan konsumsi BBM jenis Pertalite walaupun tidak signifikan. Dalam dua hari tersebut.
"Penjualan Pertalite kita rata-rata 11-12 ton per hari, saat Pertamax itu turun memang ada peningkatan sekitar 500-600 liter, atau sekitar sekitar 0,5 ton jadi tidak signifikan," kata Edi.
Edi menuturkan SPBU Terminal Surodakan hanya mempunyai 1 dispenser dan 2 nosel BBM jenis Pertalite, untuk itu lah penjualannya tidak bisa masif.
"Selama dua hari tersebut antreannya sangat panjang." ucapnya
"Hal tersebut mungkin yang menyebabkan konsumen kembali lagi ke Pertamax," sambungnya.
Hal tersebut ditandai pada hari ketiga penjualan Pertamax kembali normal dengan konsumsi mencapai 3,5 sampai 4 ton per hari.
Edi memastikan, pihak manajemen selalu melakukan pemeriksaan Quality dan Quantity (QnQ) pada setiap BBM yang datang.
Namun metode QnQ yang digunakan sebatas memeriksa suhu untuk mengetahui penyusutan serta densitas BBM untuk membedakan karakteristik BBM yang dikirim.
Sedangkan untuk memeriksa Research Octane Number (RON) bukanlah ranah dari SPBU.
"Tidak bisa, pengecekan itu (RON) ada alat tersendiri. Jadi SPBU QnQ antara suhu, densitu, kalau RON itu beda" papar Edi.
"Kita tidak punya alat untuk mengecek itu, kita hanya memesan kepada pertamina, H-1, hari ini kita pesan plus pembayaran, H+1 pengiriman," jelasnya.
Baca juga: JUMLAH Gaji Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina Diklaim Hotman Paris Miliaran, Faktanya Cuma Segini
Di sisi lain, Edi memastikan proses distribusi BBM Pertamax maupun Pertalite tidak mengalami kendala dan masih berjalan dengan lancar.
"Masih stabil, rata-rata kita memiliki 10 ton cadangan di SPBU," pungkasnya.
(Reporter suryamalang.com/Sofyan Arif Candra)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
warga gugat Pertamina
Pertamax oplosan
Pertamina
oplos Pertamax
Pertamax
Pertalite
Pertamina oplos Pertamax dan Pertalite
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta
LBH Jakarta
suryamalang
Mengenal Asyifa Latief Miss Indonesia 2010 Diduga Terima Uang Kasus Korupsi Pertamina, Lulusan S2 |
![]() |
---|
TERSANGKA Baru Kasus Korupsi Pertamina Akan Bertambah, Jaksa Agung Terang-terangan: Tunggu Waktunya! |
![]() |
---|
Pertashop Terancam Bangkrut Usai Kasus BBM Oplosan Pertamina, Banyak yang Berhenti Beli Pertamax |
![]() |
---|
Prediksi Nama Ahok Ikut Jadi Tersangka Korupsi Pertamina, Begini Kata Kejagung Usai Pemeriksaan |
![]() |
---|
Sebut Ahok Pahlawan Kesiangan, Video Andre Rosiade Bareng Riva Siahaan Dirut Pertamina Viral Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.