Sistem Tumpang Makam Satu Keluarga di Surabaya, Wali Kota Eri Perkenalkan Teknisnya
Sistem pemakaman tumpang ini dibakukan mengingat luas area pemakaman di Surabaya semakin menipis saat ini.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dyan Rekohadi
Pertama, sistem tumpang hanya digunakan untuk makam yang telah berusia minimal 3 tahun.
Kedua, masing-masing jenazah masih memiliki hubungan keluarga serta dengan tetap melalui persetujuan keluarga jenazah yang ditumpangi.
"Sistem ini juga secara tidak langsung akan memudahkan ziarah bagi ahli waris. Apalagi, hal ini juga bisa diterapkan untuk seluruh makam di Surabaya," kata Dedik.
Selain ketersediaan lahan, Dedik mengungkap tantangan permakaman di area kampung. Di antaranya, soal retribusi permakaman kepada RW.
"Biasanya pihak kampung akan menarik retribusi untuk pemakaman dan kas apabila dimakamkan di makam kampung," kata Dedik.
Untuk mendorong warga tetap memakamkan jenazah di kampung, DLH berencana menyiapkan subsidi yang besarannya sekitar Rp500 ribu tiap makam.
"Berdasarkan hitungan kami, angka ini mampu untuk [subdisi pemakaman) 10 ribu makam di tiap tahun," kata Dedik. (bob)
| Jadwal Persebaya Vs Persis Solo, Eduardo Perez Bicara Moralitas Tim Pasca 3 Laga Gagal Menang |
|
|---|
| Paving Anti Banjir Ramah Lingkungan dari Limbah Fly Ash, Hasil Riset dan Pengembangan ITS |
|
|---|
| Sosok Rizki Kristanto Maling Motor di Jojoran Surabaya Terbakar Hidup-hidup, Kondisinya Mengenaskan |
|
|---|
| Maling Motor Babak Belur dan Terbakar Saat Gagal Beraksi di Jojoran Surabaya |
|
|---|
| Hadapi Persebaya Surabaya, Panpel Persik Kediri Berharap Bisa Menjamunya di Stadion Brawijaya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/Foto-ilustrasi-Makam-Keputih-di-Surabaya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.