Pro dan Kontra Terkait Rumah Dinas untuk Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib

Nasib Wakil Bupati (Wabup) Malang, Lathifah Shohib, sepertinya bakal tidak lebih baik dari nasib Wabup sebelumnya, Didik Gatot Subroto.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Purwanto
WABUP MALANG - Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib. 

"Bagian Umum itu harus paham lah. Masak, segala sesuatunya harus pakai nota. Iya kalau beli bensin, ada notanya. Makanya, jatah tunjangan Bu Wabup itu segera diberikan, jangan dibikin-bikin sok administratif seperti itu. Kami khawatir, kader Bu Lathifah, yang banyak di kalangan fatayat, muslimat, dll itu salah paham, sehingga bikin memanas," ungkapnya.

Sementara, Achmad Sovie Nuralam membantah jika pihaknya belum menyiapkan Rumdis buat wabup. Itu tinggal ditempati karena segala sesuatunya sudah disiapkan.

"Sudah sudah, sudah siap (rumdis buat wabup). Kalau soal itu (tunjangan), saya cek dulu ya," tutur pria yang mengurusi rumah tangga bupati dan wakilnya itu.

Sementara itu, Lathifah mengaku masih tinggal di rumah pribadinya, di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Ia enggan menjawab pertanyaan terkait soal pro-kontra terkait Rumdis itu. Namun, menurut orang dekatnya yang enggan disebutkan namanya, Lathifah itu kalau boleh milih, merasa kurang sreg tinggal di Rumdis, yang ada dalam pendopo.

Alasannya, itu menjauhkan dirinya dengan masyarakat yang akan menemuinya. Keinginan dia itu, jika boleh memilih, lebih suka menempati pendopo eks Kawedanan Singosari karena tempatnya terbuka sehingga bisa ditemui kadernya sewaktu-waktu.

"Ibu itu orangnya merakyat, sehingga keinginannya itu, rumah dinasnya itu juga sekaligus jadi rumah aspirasi. Rakyat bisa sewaktu-waktu bertamu."

"Tapi, jika menempati rumdis, di Pendopo Kepanjen itu kurang sreg, karena tak terlihat dari jalan raya, dan harus ditutup pintu gerbang seperti itu," tuturnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved