Dugaan Pelecehan Dokter Malang

Ruangan Dokter AY Melecehkan Pasien di Persada Hospital Malang Tak Ada CCTV, Polisi Periksa RS

Ruangan dokter AY melecehkan pasien di Persada Hospital Malang terungkap tak ada CCTV, polisi periksa arena rumah sakit.

|
Polresta Malang Kota/SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN
PELECEHAN DOKTER - Satreskrim Polresta Malang Kota (KANAN) saat mendatangi Persada Hospital Kota Malang pada Sabtu (19/4/2025). Selain mencari alat bukti dan petunjuk lainnya seperti rekaman CCTV, juga mengecek TKP kamar rawat inap yang menjadi lokasi diduga terjadinya pelecehan seksual tersebut. QAR (KIRI) terduga korban pelecehan seksual dokter AY saat mendatangi Polresta Malang Kota untuk membuat laporan, Jumat (18/4/2025). 

SURYAMALANG.COM, - Dugaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dokter AY melecehkan pasien di Persada Hospital Malang terungkap. 

Selain itu, tidak ada kamera CCTV di ruang inap pasien sehingga polisi akan sulit mendapat bukti langsung. 

Kendati begitu, Polresta Malang Kota masih berupaya mengumpulkan bukti dan menunggu laporan dari korban lain. 

Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto menyatakan aksi pelecehan terhadap korban QAR (31) diduga dilakukan AY di ruang kamar VIP Alamanda, Persada Hospital.

Baca juga: Marak Pelecehan Dokter kepada Pasien, Pakar Kesehatan UB Malang Sebut Pentingnya SOP Medis dan Etika

Polisi pun masih memproses laporan QAR dan penyidik sedang mengumpulkan rekaman CCTV rumah sakit.

"Saat ini, Satreskrim Polresta Malang Kota masih mengecek CCTV Persada Hospital tersebut."  tutur  Ipda Yudi, Senin (21/4/2025).

"Jadi, kami kumpulkan semua karena kejadiannya ini terjadi di tahun 2022 lalu dan kami lakukan proses analisa," lanjutnya. 

Namun ternyata pihak rumah sakit tidak memasang kamera CCTV di ruang inap dengan alasan menjaga privasi pasien.

Sehingga rekaman yang diamankan polisi merupakan CCTV di lobi, lorong serta Unit Gawat Darurat (UGD).

"Isi rekaman CCTV masih kami pelajari dan dilakukan secara scientific. Masih dianalisa semuanya," imbuhnya.

Baca juga: Efek Pelecehan oleh Dokter di RS Swasta, Wali Kota Malang Minta IDI Malang Bisa Beri Kenyamanan

Lebih lanjut, menurut  Ipda Yudi, dokter AY akan dipanggil setelah para saksi memberikan keterangan.

"Sampai saat ini, kami telah meneriksa satu orang saksi yang juga pelapor sekaligus terduga korban" ungkapnya. 

"Apabila bukti-bukti sudah terkumpul maka baru kita memanggil terduga pelaku untuk diperiksa dan dimintai keterangan," jelas Ipda Yudi.

Kasus pelecehan yang dilakukan oleh dokter AY terbongkar sejak mantan pasien wanita berinisial QAR melapor dan memviralkan kejadian yang pernah dialaminya. 

Wanita asal Bandung, Jawa Barat tersebut mengalami pelecehan saat dirawat di Persada Hospital, Malang pada 27 September 2022 lalu.

Baca juga: Cerita 3 Korban Baru Dokter di Malang Melecehkan Pasien, Modus Spam Chat dan Mengajak Nonton Konser

Terlapor yakni dokter berinisial AY dan kini telah dinonaktifkan dari Persada Hospital.

Yudi meminta pasien yang pernah dilecehkan dokter AY segera melapor.

"Imbauan kami terhadap masyarakat yang merasa menjadi korban tentang tindak pidana pelecehan segera melapor ke polisi" ungkapnya. 

"Supaya tidak berlarut-larut permasalahan tersebut," lanjut Yudi. 

Hingga kini, baru ada satu korban melapor, namun ada kemungkinan jumlah korban bertambah.

"Kalau ada informasi korban lain, Polisi akan melaksanakan penyelidikan lebih lanjut" jelas Yudi.

"Kami akan mendalami, apabila memang betul, kami akan terima laporannya," tandasnya.

Pendampingan Terhadap Korban

Sementara itu, Unit PPA Polresta Malang memberi pendampingan kepada korban QAR yang mengalami trauma atas tindakan pelaku.

Kuasa hukum QAR, Satria MA Marwan, menyatakan modus yang digunakan pelaku terhadap korban lain sama.

"Dan apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama" kata Satria, Minggu (20/4/2025) melansir Kompas.com (grup suryamalang).

"Saya tidak menyebutkan siapa korban lainnya," tuturnya.

Baca juga: UPDATE Dugaan Pelecehan oleh Dokter di Malang, Polisi Dalami Rekaman CCTV Rumah Sakit

Sejumlah bukti dibawa dalam proses pemeriksaan pada Jumat (18/4/2025), seperti dokumen pemeriksaan medis dan pesan pelaku ke korban.

"Kami juga menyerahkan cuplikan layar percakapan pesan pendek dari dokter," imbuhnya.

Meski kasus pelecehan terjadi tiga tahun lalu, Satria berharap, Polresta Malang dapat mengungkap kasus ini.

"Prosesnya lancar, bukti-bukti sudah kami serahkan. Ini kurang hanya tinggal pemeriksaan visum. Ini masih menunggu jadwal dokter," tukasnya.

Tindakan Wali Kota Malang

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menaruh prihatin terhadap peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter kepada pasiennya di RS Persada.

Wahyu mengatakan telah bertemu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang untuk berbicara mengenai peristiwa tersebut. 

Dalam obrolannya, Wahyu mendorong agar IDI Malang bisa memberikan satu kenyamanan kepada masyarakat.

Wahyu juga meminta IDI Malang bisa memberikan edukasi atau sosialisasi kepada warga agar tahu tahapan-tahapan yang sebenarnya jika sedang periksa.

Menurut Wahyu, warga perlu tahu secara umum gambaran tindakan medis.

Dengan begitu, jika ada tindakan yang menyalahi aturan bisa diketahui.

Kasus pelecehan seksual yang belakangan terjadi sangat disayangkan.

Wahyu juga meminta agar IDI Malang bisa meyakinkan warga bahwasannya tidak semua dokter seperti itu.

"Saya meminta terkait kasus tersebut, IDI sebagai organisasi bisa memberikan satu kenyamanan bagi masyarakat agar dokter, tidak menimbulkan ketakutan bagi warga" ujarnya, Senin (21/4/2025).

"Saya berharap ada satu langkah dari IDI. Proses hukum tetap berjalan" lanjutnya. 

"Kami hormati, tetapi IDI juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tidak semua dokter seperti itu," ungkap Wahyu.

Pemkot Malang melalui Dinas Kesehatan juga mengantisipasi peristiwa serupa terjadi kembali.

Wahyu mengatakan telah berbicara dengan kepala dinas kesehatan untuk berkolaborasi dengan IDI Malang dalam upaya menentukan langkah-langkah antisipatif.
 
"Termasuk kami mengantisipasi bahwa ada langkah-langkah yang tidak betul agar masyarakat bisa tahu" terangnya. 

"Jadi ada semacam sosialisasi atau apa. Kalau Dinkes Kota Malang di bawah saya" sambung Wahyu.

"Saya sudah mewanti-wanti agar kejadian tersebut menjadi pelajaran" ungkapnya.

"Jangan sampai terjadi. Ada etika profesi yang harus dilakukan, termasuk tahapan. Termasuk memberikan sosialisasi," jelas Wahyu.

(Suryamalang.com/Kukuh Kurniawan/Benni Indo)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved