Gelar Workshop Penguatan Manajerial, Diskop Jatim Ingin Pengusaha OPOP Profesional dan Kompetitif

Gelar Workshop Penguatan Manajerial, Diskop Jatim Ingin Pengusaha OPOP Lebih Profesional dan Kompetitif

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Fatimatuz Zahro
KOPERASI - Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Endy Alam Abdi Nusa menggelar Workshop Manajerial Fasilitasi Penguatan Usaha Anggota OPOP Jawa Timur di Hotel Aria Centra Surabaya, Jumat (9/5/2025). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Manajerial Fasilitasi Penguatan Usaha Anggota One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur di Hotel Aria Centra Surabaya, Jumat (9/5/2025).

Diikuti 50 peserta pelaku OPOP dari berbagai pondok pesantren, workshop ini menghadirkan beberapa narasumber profesional di bidangnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa mengatakan, kegiatan workshop ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan kapasitas manajerial pelaku usaha di lingkungan pesantren agar lebih profesional, kompetitif dan berkelanjutan dalam mengelola usaha.

"Melalui kegiatan ini pesantren diharapkan mampu mengoptimalkan perannya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat," terangnya.

Selain itu, juga untuk meningkatkan kompetensi manajerial, mendorong inovasi produk, memperkuat jejaring usaha, dan mendukung kemandirian ekonomi pesantren.

"Termasuk juga workshop untuk menunjang dan mendukung rencana kerja OPOP periode 2025 hingga 2030," tambahnya.

Program One Pesantren One Product (OPOP) menurutnya salah satu program strategis Pemprov Jatim dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi pesantren serta memperkuat peran pesantren dalam pembangunan daerah.

Tercatat dari total 22.039 koperasi aktif di Jatim, terdapat 626 koperasi pondok pesantren aktif dengan jumlah anggota 85.472 ribu dan volume usaha mencapai Rp 870,78 miliar.

"Ini menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan bagi perkembangan ekonomi berbasis pesantren di Jatim, terutama dalam menjawab tantangan Indonesia sebagai pusat industri halal di Asia Tenggara bahkan di dunia," ujarnya.

Karena itu menurutnya usaha OPOP harus dilakukan secara terintegrasi, baik dari aspek manajerial, produksi, pemasaran, hingga digitalisasi.

"Diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia usaha, perbankan, serta lembaga pelatihan dan pendidikan, agar ekosistem usaha opop terus tumbuh dan berkelanjutan," ucapnya.

Ia menegaskan, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim siap menjadi jembatan sinergi untuk mendorong peningkatan kualitas produk, akses pembiayaan, dan perluasan pasar, baik di dalam maupun luar negeri.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved