Balita Asal Wajak yang Alami Motor Delay Usai Dirawat RSUD Kanjuruhan, Keluarganya Butuh Perhatian
Bocah 2 tahun, M Cahyo Dwi Putra, itu senang karena anak kesayangannya, kini kondisi kesehatannya jauh lebih baik usai pulang dari RSUD Kanjuruhan
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Kebahagiaan terpancar dari raut wajah pasangan suami istri, Edi (25) dan Rita (25), warga Desa Codo Rt 20/Rw 06, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Orangtua dari bocah 2 tahun, M Cahyo Dwi Putra, itu senang karena anak kesayangannya, kini kondisi kesehatannya jauh lebih baik usai pulang dari RSUD Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025).
Sebelumnya, anak keduanya itu mengalami keterlambatan motorik besar dan kecil atau disebut gangguan motor delay.
Bocah Cahyo alami kesulitan merespons apapun, termasuk tak bisa menyangga tubuhnya.
Dampaknya, di usia 2 tahun seperti itu, Cahyo, bukan cuma belum bisa jalan dan duduk namun memegang benda apapun, juga belum bisa.
Namun, saat ini setelah seminggu dirawat di rumah sakit milik Pemkab Malang, motoriknya mulai aktif.
"Alhamdulillah, anak saya sekarang sudah mulai bisa diajak bermain. Saya mengucapkan terima kasih pada pak bupati (Sanusi), karena berkat bantuan pengobatan yang biayanya ditanggung beliau, kini kesehatan anak saya membaik," ungkap Edi, yang Minggu pagi itu tak henti-hentinya mengajak bermain anaknya.
Edi dan keluarganya memang layak mendapat perhatian dari pemerintah.
Sebab, bukan cuma kondisi ekonominya, yang jauh dari cukup, namun kondisi anak dan istrinya juga mengalami gangguan.
Selain anaknya yang mengalami keterlambatan motorik, istrinya juga secara fisik kakinya bengkok sehingga agak kesulitan untuk berjalan. Begitu juga tangannya mengalami cacat serupa.
"Kondisinya kasihan. Begitu juga ekonominya juga butuh perhatian. Tapi, Pak Edi itu orangnya luar biasa, meski kondisinya seperti itu namun tetap semangat bekerja. Yakni, kerjanya serabutan. Jika tak ada orang yang menyuruhnya, ia jadi tukang servis payung dan jahit sandal keliling," tutur Joko Sugiarto, Kades Codo.
Bahkan, kondisi rumahnya juga jauh dari layak.
Edi menempati rumah sederhana berukuran sekitar 5x7 m2 bersama istri dan dua anaknya, Rahma, anak perempuannya yang berusia 10 tahun dan Cahyo, anak keduanya yang mengalami gangguan motorik.
Rumah yang berada di bibir sungai, di ujung selatan kampung, jauh dari rumah tetangganya itu bak berlantai tanaha karena plesteran lantai rumahnya sudah rusak.
Untuk memasak pun, jangan bayangkan ada kompor gas atau listrik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.