Lebih Kakap dari Dewi Astuti, Sosok Fredy Pratama WNI Buron Interpol 4 Negara Menantu Bos Narkotika

Lebih kelas kakap dari Dewi Astuti, sosok Fredy Pratama WNI asal Kalimantan Selatan buron Interpol 4 negara menantu bos kartel narkotika.

|
Kolase Tribunnews.com/interpol.int
BURONAN INTERPOL - Dewi Astuti (bukan nama aslinya, KIRI) asal Ponorogo, Jawa Timur kini menjadi buronan interpol kasus dugaan penyelundupan sabu. Foto KANAN: Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kalimantan Selatan bernama Fredy Pratama juga menjadi buronan interpol atas kasus narkotika.  

SURYAMALANG.COM, - Sosok Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kalimantan Selatan bernama Fredy Pratama juga menjadi buronan interpol atas kasus narkotika

Lebih kakap dari Dewi Astuti WNI asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Fredy Pratama menjadi buronan empat negara. 

Selain itu, Fredy Pratama juga menantu bos kartel narkotika yang tergabung dalam jaringan narkoba internasional terbesar di Asia Tenggara, Golden Triangle.

Dengan begitu, ada dua WNI yang masuk anggota Golden Triangle setelah Dewi Astuti sebelumnya juga dipastikan terlibat dalam jaringan tersebut. 

Baca juga: Siapa Dewi Astutik Warga Ponorogo yang Muncul di Kasus Penyelundupan Sabu 2 Ton? Punya Peran Penting

Kini, baik Fredy Pratama dan Dewi Astuti sama-sama menjadi buronan interpol yang keberadaannya terus dilacak dan ditelusuri pihak berwajib.

Fredy Pratama diketahui sudah buron sejak 2014 silam, sedangkan Dewi Astuti 'baru' masuk daftar pencarian orang (DPO) pada 2024.

"Hasil investigasi awal ya memang masih satu, Fredy Pratama dengan Dewi Astuti," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Rabu (28/5/2025).

Sosok Fredy Pratama

Dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri, Fredy Pratama sudah menjadi buron sejak 2014.

Bahkan, Fredy merupakan buron Interpol empat negara, yaitu Indonesia, Royal Malaysia, Royal Thai Police, dan US Drug Enforcement Administration (US-DEA).

Kabarnya, Fredy mengontrol pasar gelap narkoba di Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2013.

Fredy juga 'memasarkan' narkoba hingga ke Malaysia bagian timur.

Baca juga: Jejak Dewi Astuti Gabung Golden Triangle, Penyelundup 2 Ton Sabu Asal Ponorogo Terbesar di Sejarah

Irjen Mukti Juharsa saat masih menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengatakan, Fredy sulit terdeteksi karena dilindungi di Thailand.

Fredy diketahui merupakan menantu bos gembong narkoba di Thailand yang tergabung dengan jaringan internasional Golden Triangle.

"Saya blak-blakan, mertuanya adalah bosnya kartel narkotika di Thailand, sangat sulit susah kita nangkapnya kalau kartel," ujar Mukti, Rabu (5/3/2025).

Kesulitan itu semakin bertambah sebab Fredy juga berkali-kali mengganti identitasnya.

Fredy memiliki beberapa nama samaran, seperti The Secret, Casanova, Airbang, Mojopahit, Miming, Fredy Miming, dan Wang Xiang Ming.

Baca juga: Kronologi Dewi Astutik Buronan Interpol, Asal Desa Balong Ponorogo Awal Jadi PMI hingga Palsukan KTP

Dirresnarkoba Polda Metro Jaya, Kombes Ahmad David, mengatakan dari 1.556 kasus peredaran narkoba yang terungkap, hampir keseluruhan terkait dengan Fredy.

"Kami sampaikan untuk jaringan Fredy Pratama, ini adalah jaringan besar internasional cukup luas maka dari beberapa ungkapan yang kita lakukan, setelah kita pelajari kita analisa, maka itu masih ada kaitannya," jelas Mukti.

Hasil pengungkapan dari Februari sampai April 2025 sedikitnya ada 2.038 orang yang ditetapkan tersangka. 

Para tersangka terbukti mengedarkan ratusan kilogram berbagai jenis narkotika, jenis sabu, ganja, tembakau sintetis, hingga obat keras psikotropika.

"Walaupun tidak secara langsung, tapi dia merupakan dulunya kaki-kaki tangan daripada saudara Fredy itu," pungkas Mukti.

Dewi Astuti

Nama Dewi Astuti muncul ketika tim gabungan yang terdiri dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea Cukai, dan TNI AL, berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat dua ton di perairan Kepulauan Riau, Kamis (22/5/2025).

Dari operasi tersebut, tim gabungan mengamankan enam awak kapal yang empat di antaranya merupakan WNI.

Baca juga: Sosok Dewi Astutik dari Ponorogo Jatim, Buronan Interpol Kasus 2 Ton Sabu-sabu Senilai Rp 5 triliun

Keempat WNI itu dikatakan terafiliasi dengan Dewi.

"Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astuti, dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle," ungkap Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, dalam konferensi pers, Senin (26/5/2025).

Di Golden Triangle, Dewi Astuti memiliki dua peran penting terkait penyelundupan barang haram.

Dewi Astuti mendapat tugas untuk mengendalikan dan merekrut kurir untuk jaringan internasional di Indonesia.

Kata Marthinus, Dewi Astuti terakhir kali berada di Kamboja.

Saat ini, BNN bekerja sama dengan Badan Intelijen Nasional (BIN) mencari keberadaan Dewi Astuti.

"Kami bekerja sama dengan BIN untuk mencari Dewi Astuti di Kamboja dan sekitarnya," kata Marthinus.

Kendati demikian, Dewi Astuti diketahui menggunakan identitas palsu saat bergabung dengan Golden Triangle.

Baca juga: Pengungkapan kasus Narkoba Kota Batu, Polres Batu Tangkap 26 Tersangka dari 23 Kasus

Saat Polres Ponorogo melakukan penelusuran, terungkap Dewi Astuti ternyata memiliki nama asli PA, warga Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

"Kami sudah ke lokasi. Dewi Astuti itu sesuai KTP merupakan warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tetapi nama aslinya bukan Dewi Astuti," ungkap AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Rabu (28/5/2025).

"Ibu itu (Dewi Astuti) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," imbuhnya.

Tetapi, Andin mengatakan, Dewi alias PA memang sudah sejak lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Baca juga: Dua Tersangka Narkoba Asal Sidoarjo Diciduk Polres Gresik di Driyorejo, Sabu-sabu 19 Gram Diamankan

Perempuan yang tergabung dalam jaringan narkoba internasional Golden Triangle itu pernah bekerja di Hongkong, Taiwan, dan terakhir di Kamboja.

Andin juga menyebut Dewi alias PA saat ini sudah masuk daftar buron Interpol.

"Sudah lama jadi PMI, disinyalir di Kamboja. Sudah jadi red notice oleh Interpol," kata Andin.

Kenapa Sulit Ditangkap?

Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Marthinus Hukom telah bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan mendeteksi gembong narkoba Dewi Astuti terakhir berada di wilayah Thailand atau Kamboja. 

Marthinus yakin, meski Dewi adalah salah satu pemimpin, namun masih ada pemimpin tertinggi di atasnya dan merupakan sindikat besar perdagangan narkoba. 

Dari hasil analisa, Dewi terhubung dengan jaringan sindikasi Afrika yang beroperasi di wilayah Thailand dan semenanjung Malaya.

“Ketika kita sudah mulai menyentuh kepalanya, menyentuh puncak dari operasional mereka, ini artinya kita sedang berhadapan dengan satu kekuatan bersenjata besar" kata Marthinus dalam tayangan ROSI KompasTV Kamis, (29/5/2025).

"Dan kita juga sedang berhadapan dengan kekuatan finansial yang kuat,” lanjutnya. 

Baca juga: 3 Pemuda Pengedar Narkoba Diringkus Satresnarkoba Polresta Malang Kota, Barang Bukti Sabu dan Ganja

Sedangkan untuk gembong narkoba Fredy Pratama, Marthinus mengungkap mereka beroperasi di wilayah Thailand dan sangat mungkin sudah bergeser ke Myanmar. 

Menurut Marthinus, di Myanmar banyak sekali faksi-faksi yang berkuasa.

Rezim atau pemerintah tidak mengontrol semua wilayah dan ada kemungkinan Fredy Pratama bersembunyi di situ. 

“Kita butuh kerja sama yang lebih kuat untuk bisa mencari dia. Pemerintah Myanmar pun tidak mampu untuk masuk ke situ, apalagi kita" terang Marthinus.

"Harus analisa, menunggu dia ke luar, baru bisa kita tangkap mungkin di Thailand atau di Kamboja,” jelasnya. 

(Tribunnews.com/KompasTV)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved