Pengrajin Tusuk Sate Tradisional di Mojokerto Tolak Tawaran Pasar Ekspor London, Butuh Dukungan

Permintaan tusuk sate untuk saat ini rata-rata masih pedagang makanan, pesanannya antara 15-20 ribu tusuk dan ada juga sampai 50 ribu tusuk

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANg.COM/Mohammad Romadoni
TUSUK SATE ALAMI: Pengrajin tusuk sate Suwaji (67), menunjukkan hasil produksi tusuk sate yang dibuatnya, di Dusun/ Desa Tangunan, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Selasa (3/6/2025). 

"Satu ikat pruduk berisi 1.000 tusuk sate dengan harga Rp 35 ribu," ujar Suwardi.

Ia menyebut, dirinya pernah menolak tawaran dari pembeli yang memesan produk tusuk sate dalam jumlah besar yang akan dipasarkan ke London, Inggris. 

Tawaran itu dia tolak lantaran proses produksinya masih manual dan, menggunakan mesin buatan sendiri yang berkapasitas kecil sehari 5.000 tusuk sate.

Produk buatannya diminati lantaran kualitas yang dibuat manual lebih halus dan kuat. 

"Permintaan tusuk sate mau dipasarkan ke London, sehari lima karung dan pengiriman setiap tiga bulan diberi uang muka 50 juta. Tapi saya menolak karena kapasitas produksinya yang tidak sanggup," ungkap Suwaji 

Dirinya berharap pemerintah daerah dapat membantu pelaku usaha kecil, agar dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat sekitar 15-20 ribu per hari.

"Kalau kita pakai mesin kemungkinan bisa menerima tawaran itu," pungkasnya. (don).

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved