Perang Iran vs Israel

Israel Marah Besar, Iran Bantah Bom Rumah Sakit Tak Pernah Sasar Warga Sipil, Bau-bau Konspirasi

Israel marah besar, Iran bantah bom rumah sakit tidak pernah sasar warga sipil, bau-bau konspirasi setelah serangan dilancarkan, Kamis (19/6/2025).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN/Times of Israel
KONFLIK IRAN VS ISRAEL - Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi (KIRI) saat memberikan keterangan pada konferensi pers mengenai konflik antara Iran dengan Israel di Kediaman Duta Besar Iran di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Serangan rudal mengenai Rumah Sakit Soroka (KANAN) di Be'er Sheva di Israel Selatan, Kamis, (19/6/2025). 

Israel sebenarnya memiliki angkatan udara yang canggih, dilengkapi dengan pesawat tempur siluman F-35i generasi kelima yang menargetkan banyak pertahanan udara Iran, ditambah jet F-15 dan F-16 yang kemudian menukik dengan bom dan rudal.

Namun negara ini tidak memiliki pesawat pengebom yang mampu mengangkut pesawat seperti GBU-57/B.

B-2 adalah satu-satunya pesawat yang diizinkan membawa penghancur bunker dalam pertempuran, meskipun B-52 telah menguji MOP.

B-2 Spirit yang dirancang secara unik dan memiliki kemampuan siluman memiliki dua awak dan mampu meluncurkan senjata konvensional atau nuklir.

Baca juga: Apa itu Iron Dome Israel? Sistem Pertahanan Canggih yang Kewalahan Tangkis Serangan Rudal Iran

Angkatan Udara AS memiliki 19 pesawat B-2A yang beroperasi, menurut International Institute for Strategic Studies (IISS) yang berbasis di Inggris, yang menerbitkan hitungan tahunan angkatan bersenjata dunia.

B-2 dirancang untuk menghindari pertahanan udara Uni Soviet dan melancarkan serangan nuklir, kata William Alberque, peneliti tamu di Henry L. Stimson Center dan mantan direktur Pusat Pengendalian Senjata, Perlucutan Senjata, dan Nonproliferasi Senjata Pemusnah Massal NATO .

Pesawat pengebom siluman, yang mampu menempuh jarak yang sangat jauh tanpa berhenti untuk mengisi bahan bakar, diadaptasi untuk membawa bom konvensional berukuran besar, katanya kepada Newsweek .

MOP merupakan turunan dari senjata yang dijuluki "induk dari semua bom" di era perang Irak, kata Alberque, tetapi ditingkatkan menjadi lebih kecil dan mampu menembus lebih jauh ke target yang lebih keras.

(Tribunnews.com/Tribunnews)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved