Berita Viral

Miris Murid Sekolah Elite Bekasi Ternyata Susah Baca dan Ngaji, Ortu Kesal Bayar Mahal Taunya Bodong

Miris nasib murid sekolah elite Bekasi yang viral disebut sekolah bodong sampai guru-gurunya resign massal. Sudah bayar mahal tapi susah baca & ngaji.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Wartakotalive.com/ Rendy Rutama
SEKOLAH BODONG - Momen saat orangtua murid datang ke sekolah swasta mewah di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (16/6/2025). Ortu siswa kecewa karena anaknya masih susah baca dan ngaji padahal sudah bayar mahal. 

“Anak saya udah satu tahun sekolah, tapi enggak dapat nomor induk siswa,” kata Riyanti diamini Ashraf saat ditemui di kawasan Bekasi Utara, Kamis (19/6/2025).

Riyanti menjelaskan kecurigaan muncul ketika suaminya menyadari anak-anaknya tidak pernah menerima buku pelajaran.

Ditambah lagi, ia dan seluruh wali murid menemukan fakta kalau sekolah tersebut tidak memiliki legalitas untuk menyelenggarakan pendidikan dasar. 

Selain itu semua murid Al Kareem Islamic School tidak didaftarkan pihak sekolah untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), 

“Anak saya jadi susah baca. Ngaji juga salah-salah. Harusnya kalau bayar mahal, ada pelatihan guru dong. Tapi gurunya malah sering gonta-ganti,” jelas Riyanti dengan nada kecewa.

Pasangan suami istri Ashraf dan Riyanti, yang jadi korban penipuan Al Kareem Islamic School
SEKOLAH BODONG - (kiri) Pasangan suami istri (pasutri) Ashraf dan Riyanti, yang jadi korban penipuan Al Kareem Islamic School, saat ditemui di kediamanya di Kawasan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Kamis (19/6/2025). (kanan) Pihak sekolah Al Kareem Islamic School

Baca juga: CEK Rekening Sekarang Juga! BSU Rp 600 ribu dari Pemerintah Sudah Cair, Ini Syarat Penerimanya

Riyanti menuturkan hal terberat yang dialaminya adalah ketika putrinya harus mengulang pembelajaran kelas 1.

"Saya bilang ke dia (anak) ‘Kamu harus belajar dari awal lagi.’ Dia nangis dan nanya, ‘Kenapa, Bu?’ Saya tidak bisa jawab,” tuturnya.

Kini, Ashraf dan Riyanti terpaksa harus merelakan uangnya mencapai Rp150 juta untuk sekolah tersebut.

"Total uang yang sudah kami bayarkan lebih dari Rp 150 juta. Biaya sebesar itu karena anak saya tiga-tiganya sekolah di tempat itu. Biaya SD jauh lebih mahal dibanding PAUD,”. katanya.

Kini Riyanti berharap sekolah bertaraf elite itu tidak cukup diberikan saksi disegel oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Pendidikan (Disdik).

“Kalau sekolahnya aja yang ditutup, berarti baru produknya. Tapi kami ingin pelakunya harus ikut ditindak juga. Kalau dibiarkan, bisa muncul lagi dengan nama lain,” tegasnya.

Minta pemerintah tertibkan sekolah ilegal

Sementara Ashraf yang merupakan laki-laki berasal dari Timur Tengah ini merincikan kekesalannya ketika diwawancara sejumlah jurnalis di waktu yang sama dengan Riyanti.

“Kami daftarkan anak kami ke kelas 1 SD, dan baru tahu di akhir tahun bahwa sekolah ini tak punya izin. Bagaimana bisa Kementerian Pendidikan sempat membiarkan ini terjadi?," ucap Ashraf. 

Ashraf berharap pemerintah dapat lebih tegas menertibkan sekolah-sekolah ilegal.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved