Harga Sembako Malang Raya

Cenderung Naik, Harga Beras di Kota Malang Hari Ini Medium Kemasan 5 Kg, Sabtu 5 Juli 2025

Cenderung naik, harga beras di Kota Malang hari ini medium kemasan 5 kg, Sabtu 5 Juli 2025, pedagang pasar harus putar otak.

|
Canva.com/Suryamalang.com/Benni Indo
HARGA BERAS MALANG - Sejumlah kantong beras di kios pedagang pasar Bunul, Jumat (4/7/2025) kolase foto timbangan beras (KIRI). Harga beras di Kota Malang mengalami fluktuasi bahkan cenderung naik hari ini Sabtu 5 Juli 2025, medium kemasan 5 Kg. 

SURYAMALANG.COM, - Harga beras di Kota Malang yang tidak menentu bahkan cenderung naik membuat pedagang pasar harus putar otak. 

Situasi harga beras yang tidak menentu ini menurut pedagang sudah terjadi sejak Hari Raya Idul Adha pada 6 Juni 2025 lalu. 

Sampai bulan Juli, harga beras yang naik turun tidak kunjung stabil sehingga menyulitkan pedagang. 

Supriyono, pedagang di Pasar Bunul Malang mengungkapkan sejauh apa kenaikan harga beras saat ini. 

Baca juga: Menu Makan Bergizi Gratis Viral Diganti Beras Mentah di SD Tangerang Selatan, Terungkap Alasannya

Untuk harga beras medium merek Mentari kemasan 5 kg, Supriyono menyebut yang semula Rp 75.000 naik menjadi Rp 77.000. 

Demikian juga beras komersial lain juga serentak terkerek.

Adapun beras komersial yang dijual di kios Supriyono ada 15 merek.

Baca juga: Beras Hitam Kepanjen Malang Solusi bagi Penderita Kanker, Hasil Penelitian Guru Besar Unitomo

Supriyono mengaku tidak mengetahui pemicu kenaikan harga ini yang akhirnya membuat kondisi tidak menentu. 

Menurut pedagang, sisi stok beras di penyuplai melimpah, tetapi faktanya justru harga beras naik.

"Pemicu kenaikan harga ini saya tidak tahu padahal stok melimpah dan harga bagus," kata Supriyono ditemui di kiosnya, Jumat (4/7/2025).

Dampaknya, sejumlah pedagang mengurangi penyerapan pasokan untuk menghindari kerugian. 

Supriyono menyebut, harga beras tidak stabil sejak Idul Adha, bahkan kecenderungannya harga beras naik.

"Harga beras sedang naik sejak setelah Idul Adha," ujarnya,

Konsumen Ingin Beras Murah

Di sisi lain, penjualan beras cukup stagnan sebab konsumen menginginkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang harganya lebih murah. 

Namun, beras Bulog itu sudah tidak tersedia banyak di pasaran.

Kondisi ini membuat pedagang menunda kulakan sehingga berakibat stok beras di kios berkurang sejalan dengan penurunan daya beli.

Menurut Supriyono, penurunan bisa mencapai 59 persen. 

Baca juga: Tabung Gas LPG 3 Kg Langka di Sumenep Madura, Harga Beras Lokal Juga Terpantau Naik

Biasanya, Supriyono selalu menyetok beras berbagai merek sekitar 4 ton dari kulakan, sepekan bisa empat kali.

Kini, stok beras di kios miliknya hanya tersisa 1 ton.

"Harga beras sekarang tidak bisa diprediksi. Itu sebabnya pedagang sengaja tidak menyetok karena harga tidak menentu" ungkapnya. 

"Ini sejalan dengan animo pembeli menurun karena mereka mencari beras SPHP, tapi beras Bulog itu tidak ada," ujar Supriyono.

Dispangtan Klaim Pangan Terkendali

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, ketersediaan pangan di Kota Malang terkendali. 

Beras tersedia, bahkan petani begitu antusias panen padi menggunakan alsintan bantuan Presiden Prabowo Subianto.

"Ketersedian masih aman, kebutuhan pangan masih stabil. Kami perlu koordinasi kembali untuk memantau kondisi di pasar," papar Slamet.

Baca juga: Hilang Kendali dan Oleng, Truk Pengangkut Beras Tabrak Pagar Rumah Warga di Mojoagung Jombang

Berbicara ketahanan pangan, Slamet mengatakan harga gabah kering panen dari petani dijual ke Bulog Rp6.500 per kg, juga ada yang dikelola sendiri.

Slamet cukup optimis produksi bisa meningkat di Kota Malang karena ada bantuan alat kepada para petani.

Tahun 2025, luas sawah atau luas tanam padi di Kota Malang 788 ha.

Sedangkan produksi gabah sebanyak 15.000 ton dengan kebutuhan beras 4.111,60 ton per bulan.

Guna menutup kekurangan cadangan pangan, Pemkot Malang bekerja sama dengan Bulog.

Sebab, Kota Malang bukanlah daerah produksi padi, melainkan karakteristiknya sebagai daerah konsumen pangan.

BPS Catat Lonjakan Harga Beras di Bulan Juni 2025

Sedangkan secara nasional, harga beras di Indonesia terus mengalami kenaikan pada Juni 2025, di tengah penurunan produksi padi nasional. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan naik 2,05 persen secara bulanan (month to month/MtM) dan 3,62 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).

Kenaikan juga tercermin di tingkat grosir dan eceran, masing-masing tumbuh 1,78 % (MtM) dan 1,06 % (MtM).

Menurut data BPS, inflasi beras di tingkat grosir secara tahunan mencapai 4,16 % , sedangkan di tingkat eceran mencapai 3,38 % .

Hal ini harga beras di tingkat penggilingan terus menunjukkan tren kenaikan pada Juni 2025.

Baca juga: Tanam Padi Bareng Wapres Gibran, Gubernur Khofifah Lapor 81 Persen Beras Jatim Telah Terserap Bulog

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat seluruh kategori kualitas beras mengalami kenaikan harga, dengan rata-rata tertinggi terjadi pada kualitas pecah.

"Jika kita pilah menurut kualitas beras di penggilingan, maka beras medium naik 2,05 % secara Mtm dan naik 2,84 % secara tahunan," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konfrensi pers, Selasa (1/7). 

Lebih lanjut Pudji menyebut, inflasi beras ini seiring dengan produksi padi nasional pada Mei 2025 yang mengalami penurunan signifikan, hanya mencapai 4,98 juta ton gabah kering giling (GKG), turun 22,74 % dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 6,44 juta ton.

Sementara luas panen pada bulan tersebut juga hanya mencapai 0,98 juta hektare, merosot 22,13 % yoy dibanding tahun lalu dari sebelumnya 1,26 juta hektare.

Dari hasil survei terhadap 893 penggilingan di 33 provinsi, diketahui beras kualitas medium masih mendominasi pasar dengan porsi 52,65 % , diikuti premium 35,26 % , submedium 10,88 % , dan beras pecah 1,21 % .

Adapun rata-rata harga beras di penggilingan pada Juni 2025 adalah sebagai berikut:

Premium: Rp13.268/kg (naik 2,05 % MtM, naik 2,84 % YoY)

Medium: Rp12.869/kg (naik 2,33 % MtM, naik 4,51 % YoY)

Submedium: Rp12.675/kg (naik 1,25 % MtM, naik 4,66 % YoY)

Pecah: Rp13.333/kg (naik 2,71 % MtM, naik 10,44 % YoY)
 

Harga beras tertinggi tercatat di Kalimantan Tengah untuk kualitas premium sebesar Rp17.500/kg.

Sementara harga terendah ditemukan di NTT (Nusa Tenggara Timur) untuk kualitas medium Rp10.000/kg, serta di Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan untuk submedium.

Sepanjang periode Juni 2024–Juni 2025, harga rata-rata tertinggi terjadi pada Juni 2025 untuk hampir seluruh jenis kualitas beras, menandai tekanan pasokan yang cukup tinggi meskipun produksi diperkirakan meningkat ke depan.

(Suryamalang.com/Benni Indo/Kontan.co.id)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved