KMP Tunu Pratama Tenggelam di Selat Bali
Penyelam Pasukan Katak, Koppeba dan Basarnas Mulai Dikerahkan di Selat Bali, Telusuri Bangkai Kapal
Selain penyelam Basarnas, Prajurit TNI AL yang diterjunkan berasal dari Pasukan Katak serta tim Komando Penyelam dan Penyelamatan Bawah Air (Koppeba)
Laporan : Imam Nawawi
SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI - Tim penyelam gabungan mulai dikerahkan di Selat Bali dalam Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam.
Puluhan penyelam Basarnas dan TNI Angkatan Laut diterjunkan di Selat Bali di hari ke lima pencarian korban Kapal Tunu Pratama Jaya, Senin (7/7/2025).
"Penyelam dari Basarnas ada 22 orang, dari TNI AL sebanyak 15 orang," ujar Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada II, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono.
Prajurit TNI AL yang diterjunkan kali ini, berasal dari Pasukan Katak serta tim Komando Penyelam dan Penyelamatan Bawah Air (Koppeba).
Menurutnya, beberapa Kapal Republik Indonesia (KRI) telah melakukan pemetaan situasi yang terjadi di bawah air Selat Bali, sebagai panduan bagi para penyelam.
"Sehingga penyelam ketika dibutuhkan, bisa segera membuat tanda, untuk dilakukan tindakan lebih lanjut mengenai kegiatan penyelaman," kata Endra.
Endra menyebut target utamanya, mereka bisa menemukan korban yang mungkin masih berada di bawah laut, ataupun keberadaan bangkai kapal yang tenggelam.
"Dan secepatnya mereka (penyelam) akan memberikan informasi kepada kami, ketika sudah mengetahui situasi bawah laut," imbuhnya.
Selain itu, kata dia, para penyelam itu juga membawa alat pengukur arus laut, supaya mereka bisa mengukur kemampuan sebelum terjun di Selat Bali.
Sementara itu, On Scene Coordinator Underwater Kolonel Harun mengatakan, tim penyelam telah menyiapkan semua peralatan secara lengkap saat terjun di selat Bali hari ini.
"Apabila KMP Tunu ini terdeteksi kedalaman laut antara 40 sampai 50 meter. Jadi kami siapkan peralatan untuk selam dalam yaitu menggunakan mix gas dan nitrogen ini sudah kami siapkan," tanggapnya.
Selain itu, Harun mengatakan untuk pasukan penyelam TNI AL yang diterjunkan tersebut, mereka mengunakan remote operate vehicle (ROV).
"Alat ini bisa kami turunkan dengan batasan-batasan apabila arus memang masih kencang. Mulai permukaan laut, di tengah kedalaman sekian dan sampai ke bawah berbeda-beda kondisinya," paparnya.
Oleh karena itu, katanya, dengan mengunakan ROV tersebut diharapkan bisa memperlancar proses penyelaman kali ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.