Perwira TNI AL Dikeroyok
Hikmah Pengeroyokan Letda Abu Yamin, Kini Jupang Tak Lagi Pungli ke Sopir Bus di Terminal Arjosari
Ada hikmah di balik tragedi pengeroyokan Letda Abu Yamin di Terminal Arjosari beberapa waktu lalu. Kini tak ada jupang yang pungli ke sopir bus.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAMALANG.COM - Ada hikmah di balik tragedi pengeroyokan Letda Abu Yamin di Terminal Arjosari beberapa waktu lalu.
Setelah ramai pemberitaan ada pengeroyokan, kini pihak Terminal Arjosari melakukan penertiban secara intensif.
Kini, tak ada lago juru panggil penumpang atau jupang yang minta pungutan liar atau pungli ke sopir bus di Terminal Arjosari.
Hal ini diketahui dari pernyataan Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati yang menyatakan bahwa pihaknya intens melaksanakan penertiban jupang liar.
"Sebelum penertiban, sopir bus khususnya bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) harus membayar jupang liar yang berhasil menaikkan penumpang. Jumlahnya pun bervariasi, mulai Rp 3.000 hingga Rp 10.000," jelasnya kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (8/7/2025).
Dirinya menjelaskan, bahwa pungutan itu dibayarkan ke jupang liar sebelum bus berangkat. Dengan jumlah jupang liar yang mencapai puluhan, maka beban finansial sopir bus bertambah signifikan.
"Bisa dibayangkan dalam sehari, sopir bus harus memberi berapa uang untuk para jupang liar tersebut," tambahnya.
Lewat penertiban dan penindakan yang dilakukan secara intensif, dipastikan sudah tidak ada lagi jupang liar di Terminal Arjosari Malang.
Baca juga: INGAT Luluk Istri Polisi Viral Bentak Siswa Magang di Probolinggo? Kini Terjerat Arisan Bodong Rp 3M
"Sudah hampir tidak ada dan saya pastikan tidak ada lagi jupang liar di Terminal Arjosari. Saat ini, semua jupang dan mandor adalah resmi dari perusahaan otobus (PO) dan legalitasnya jelas karena ada surat tugas," ungkapnya.
Mega pun menegaskan, bahwa penertiban khususnya kepada jupang liar merupakan langkah terpadu dalam menciptakan pelayanan teratur dan profesional.
"Fokus saya adalah menertibkan mandor dan jupang liar. Ini kami lakukan, semata-mata agar pelayanan terminal bisa lebih maksimal dan terarah," terangnya.
Sebagai informasi, terdapat 45 jupang dan mandor resmi yang terdata dari berbagai PO. Sebagai identitas, mereka telah dibekali kartu tanda pengenal dari PO masing-masing.
Untuk ke depannya, pihak terminal telah meminta PO untuk menyediakan identitas yang lebih mudah dikenali seperti rompi.
"Untuk masalah rompi, sudah saya minta. Dan katanya masih butuh waktu," pungkasnya.
Sementara itu, salah satu penumpang bus tujuan Malang - Blitar, Edi Riawan menyambut positif adanya penindakan jupang liar yang dilakukan Terminal Arjosari.
"Kini, Terminal Arjosari lebih tertib dan sudah tidak semrawut. Kalau dulu pas masih ada jupang liarnya, terkesan memaksa untuk naik bus tertentu. Kalau sekarang, bebas memilih bus yang mana dan mudah-mudahan kebiasaan memaksa itu tidak dilakukan oleh jupang resmi," tandasnya.
Baca juga: Jokowi Naik ATV di Pantai Saat Ramai Kabar Sakit Kronis, Momen Liburan Sempat Disebut Settingan
Letda Abu Yamin Harus Operasi Wajah dan Patah Tulang
Aksi pengeroyokan kepada Letda Abu Yamin oleh 15 preman di Terminal Arjosari mendapatkan kecaman dari berbagai pihak tak terkecuali keluarga korban.
Kini terungkap kondisi Letda Abu Yamin usai menjalani operasi wajah hingga operasi patah tulang akibat luka parah dikeroyok preman Terminal Arjosari.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Perwira TNI AL, Letda Abu Yamin mengalami luka parah dan harus menjalani operasi wajah dan jari seusai dikeroyok oleh preman Terminal Arjosari Kota Malang, Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 19.30 WIB.
Letda Abu Yamin yang kini berusia 53 tahun itu masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Putri Letda Abu Yamin, Alfia Nur Maharani (26) menuturkan itu saat ditemui reporter SURYAMALANG.COM di rumahnya di Jl Teluk Pelabuhan Ratu, Kecamatan Blimbing, Minggu (29/6/2025).
Namun menurut anak korban, Alfia kondisi ayahnya kini mulai membaik.
"Masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), kondisi ayah sudah mulai membaik" jelasnya, Minggu (29/6/2025).
"Kini, tahapannya masa pemulihan setelah sebelumnya menjalani operasi dan bengkaknya sudah mulai kempes sehingga matanya sudah terbuka," terang Alfia.
Alfia mengatakan ayahnya harus menjalani operasi yang melibatkan tiga dokter spesialis yaitu dokter ortopedi, dokter syaraf dan dokter bedah plastik.
"Setelah kejadian itu, ayah saya langsung dibawa ke IGD RSSA dan luka robek pada bagian dagu dan wajah sebelah kanan dijahit" urai Alfia.
"Keesokan harinya pada Jumat (27/6/2025), menjalani operasi mulai jam 10.30 WIB dan selesai jam 16.00 WIB" jelasnya.
Baca juga: Letda Abu Yamin Dikeroyok Preman Terminal Arjosari Kota Malang, TNI dan Polri Kolaborasi Buru Pelaku
Alfia juga menjelaskan prosedur operasi apa saja yang dijalani ayahnya.
"Yang dioperasi yaitu ruas jari tiga dan empat pada tangan kiri karena mengalami patah tulang" ungkapnya.
"Bedah plastik di pipi kanan, lalu luka di bagian kepala yang mengenai syaraf" lanjutnya.
"Kemudian luka di bagian tulang dahi sehingga harus dipasang pen," beber Alfia.
Dalam masa pemulihan ini, pihak keluarga juga belum bertanya kepada Letda Abu Yamin terkait peristiwa yang dialaminya.
Selain karena masih menjalani perawatan intensif, dikhawatirkan juga akan menimbulkan trauma.
"Jadi kalau jenguk atau waktunya menjaga bergantian, kami bercerita tentang cucu" terang Alfia.

Anak Letda Abu Yamin tak terima ayahnya menjadi korban pengeroyokan hingga harus menjalani operasi.
Anak pertama dari Letda Abu Yamin, Alfia Nur Maharani (26) berharap agar seluruh pelaku segera tertangkap.
"Harapannya, seluruh pelaku dapat segera tertangkap dan keadilan buat ayah saya sesuai," jelasnya kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (29/6/2025).
Apabila seluruhnya sudah tertangkap, Alfia ingin bertemu dan bicara langsung dengan pelaku utamanya.
"Saya ingin bertanya langsung ke pelaku utamanya, kenapa ayah saya diperlakukan seperti itu (dikeroyok) dan salah apa ayah saya" katanya.
"Di samping itu, saya juga minta doanya agar ayah saya cepat sembuh," pungkas Alfia.
Tidak hanya keluarga korban, warganet juga menulis kritik dan harapannya agar premanisme di Kota Malang khususnya, Terminal Arjosari diberantas.
Baca juga: PROFIL Mega Perwira Donowati Kepala Terminal Arjosari, Disorot Soal Ojol Kini Ada TNI AL Dikeroyok
Mereka meluapkan komentarnya dalam postingan Facebook Surya Arema sejak kasus tersebut diunggah.
'Ayo bersihkan Kota Malang dari preman biar serasa Malang Kota indah bersih dan beriman. Salam arek Malang' tulis akun Bom Bom.
'Siapapun yang bersalah harus dihukum' balas akun Tumpak Simanjuntak
'Yuu pak buat latihan anak tu bereskan... tutorial di bareet merah spt Serda Ucok. Korsa harus kuat. Jangan sampai warwah TNI direndahkan. Biar Arjosari n gadang aman Masyarakat butuh aman' komentar Fathul Ulum
'Preman mulai bermunculan kembali. Di saat situasi ekonomi semakin sulit. Sedang pelayanan keamanan dan kenyamanan fasilitas Publik harus terus dan lebih diperhatikan. Maka perlunya dari pihak institusi terkait untuk berfikir bagaimana cara mengatasi permasalahan itu hingga menjadi solusi yang terbaik' tulis Lubiz de Java.
'Kepala terminal mou saja sama pomal buat keamanan terminal arjosari, serta bersih dari jupang liar, makelar, calo dll. Cukup perbanyak papan informasi dan petugas informasi penumpang' imbuh Dika Kenzie Naufal
Diketahui, Polisi Militer TNI Angkatan Laut (POMAL) bersama Polresta Malang Kota langsung berkoordinasi dan telah mendatangi lokasi kejadian pengeroyokan di jalur keberangkatan bus Terminal Arjosari Malang.
Dari hasil penyelidikan, korban diduga dikeroyok oleh preman dan juru panggil penumpang (jupang).
Tiga orang pelaku berinisial MA, DS, dan MNH telah ditangkap, sedangkan pelaku lainnya masih diburu petugas.
Kronologi Dikeroyok 15 Preman

Menantu korban, Muhammad Fadholi (33) mengatakan, bahwa kondisi Letda Abu Yamin mulai membaik dan sudah bisa menceritakan kronologi atau awal mula pengeroyokan tersebut.
"Kalau pulang, bapak saya itu (Letda Abu Yamin) biasanya turun di Taman Ken Dedes, tetapi sekarang kan harus turun di dalam terminal."
"Pada saat turun di dalam terminal itu, kebetulan ada temannya yang pedagang asongan mengajak ngopi," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Senin (30/6/2025).
Di saat mengopi itulah, Letda Abu Yamin melihat ada cekcok antara kondektur bus dan juru panggil penumpang (jupang).
Kemudian, ia bermaksud melerai kejadian tersebut.
"Katanya, jupang ini meminta sejumlah uang ke kondektur bus, lalu bapak saya ini melerai dan menegur sambil bilang kasihan."
"Akhirnya pelaku ini enggak terima, lalu memanggil teman-temannya dan mengeroyok bapak saya," terangnya.
Fadholi mengungkapkan, bahwa pelaku yang terlibat pengeroyokan itu berjumlah 15 orang dan langsung berkerumun memukuli korban.
"Kurang lebih ada 15 orang yang mengeroyok bapak saya."
"Jadi, bapak saya dikerumunin dan langsung dihajar."
"Sempat ada seseorang mau menolong ayah saya, tetapi justru ditendang sama pelaku," ungkapnya.
Saat ditanya terkait berapa pelaku yang sudah ditangkap, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti.
"Setahu saya, ada tiga pelaku menyerahkan diri ke Polresta Malang Kota. Kalau yang lainnya belum, masih dalam pengejaran," tandasnya.
(Suryamalang.com/Kukuh Kurniawan)
perwira TNI AL dikeroyok
pengeroyokan Letda Abu Yamin
Letda Abu Yamin
jupang
sopir bus
pungli
Terminal Arjosari
suryamalang
Perubahan Terminal Arjosari Malang Efek Letda Abu Yamin Dikeroyok, 25 Jupang Liar Diusir Keluar |
![]() |
---|
Alhamdulillah Sopir Bus Tak Perlu Kasih Uang Jupang Usai Viral TNI Dikeroyok di Terminal Arjosari |
![]() |
---|
5 Saksi Diperiksa terkait Pengeroyokan Letda Abu Yamin di Terminal Arjosari Malang, Ada PO Bus |
![]() |
---|
UPDATE Penyidikan Kasus Pengeroyokan Letda Abu Yamin, Petugas Terminal Arjosari Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Terminal Arjosari Malang Kebut Penertiban Mandor dan Jupang Pasca Pengeroyokan Letda Abu Yamin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.