Kehebatan Marsma TNI Fajar Adriyanto Kejar Pesawat Tempur AS, Pesawat Kalah Canggih Tak Mau Kalah

Kehebatan Marsma TNI Fajar Adriyanto kejar pesawat tempur AS, rudal dikunci meski pesawat kalah canggih tak mau kalah, duel udara sampai akhir.

Instagram @fajar_f16/asosiasi pilot drone Indonesia-tangkap layar Youtube Tribun Sumsel
TNI AU KECELAKAAN - Marsma TNI (Anumerta) Fajar Adriyanto (KANAN) ketika mengemudikan pesawat TNI AU. Marsma Fajar (KIRI) berpakaian dinas semasa hidup. Marsma Fajar gugut dalam kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) menyisakan kenangan tentang dedikasinya dalam bertugas mengejar pesawat AS hingga duel udara. 

SURYAMALANG.COM, - Gugurnya Marsekal Pertama atau Marsma TNI (Anumerta) Fajar Adriyanto dalam kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) menyisakan kenangan tentang dedikasinya dalam bertugas. 

Salah satu yang pernah diceritakan oleh Marsma Fajar adalah pengalamnnya ketika duel udara dengan pesawat tempur Amerika Serikat (AS). 

Pesawat tempur AS mungkin lebih canggih dari pesawat TNI Angkatan Udara (AU), namun Marsma Fajar mengaku tidak menyerah dan pantang kalah bahkan ketika rudalnya dikunci oleh lawan. 

Marsma TNI Fajar adalah perwira tinggi TNI AU dari Korps Penerbang Tempur yang menjabat sebagai Kapoksahli Kodiklatau.

Kejar Pesawat Tempur AS

Marsma Fajar pernah terlibat duel udara dengan pesawat-pesawat F/A-18 Hornet, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada tahun 2003.

Saat itu, Marsma Fajar yang masih berpangkat Kapten bersama tim penerbang AU menyergap 5 unit pesawat F/A-18 Hornet yang melintas di wilayah udara Indonesia tanpa izin. 

Marsma Fajar menggunakan Falcon 1 TS-1603 bersama Kapten Ian. 

Baca juga: Sosok Marsma TNI Anumerta Fajar Adriyanto di Mata Rekan SMAN 1 Kota Malang, Peduli Persahabatan

Sementara, satu F-16 lainnya, Falcon 2 TS-1602 dikendalikan Kapten Tonny/Kapten Satriyo.

Mereka terbang dari Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi.

Kedua pesawat tempur AU itu sempat melakukan semacam perang elektronik dengan jet AS. 

Bahkan pesawat F-16 AU dikunci rudal atau missile lock pesawat Angkatan Laut AS. 

"Kita di-locked ya dari sana, kita kalau di-locked sama radar, sama rudal juga itu bunyi," kata Marsma Fajar melansir Brigade Podcast Kompas.com yang tayang 3 Juli 2024.

Menyerang balik, Marsma Fajar juga melakukan locked atau pengucian terhadap pesawat AS. 

Agar lepas dari lock jet tempur AS, pesawat F-16 TNI AU melakukan manuver dengan belok secara tiba-tiba ke kanan dan kiri.

Lalu, lock pesawat AS lepas selama 15 detik, gantian jet tempur TNI AU membalas mengunci pesawat AS.

"Jadi tetap pesawat mereka tidak hilang dari radar kita. Kita pakai mode namanya auto supaya channel kita juga berganti-ganti" kata Marsma Fajar

"Jadi kalau lock kita di jam pindah channelnya gitu jadi selama perjalanan kita laksanakan semacam perang elektronik kita maksimalkan barang yang ada di kita" imbuhnya. 

"Meskipun kita mungkin kalah canggih ya dengan pesawat Amerika tapi kita enggak mau kalah," jelas Marsma Fajar.

Berhasil Mengejar Pesawat AS

Saat bermanuver, Marsma Fajar mengungkap keuntungan F-16 TNI AU yang berhasil mengejar pesawat tempur AS.

Sedangkan satu pesawat Falcon 2 TNI AU diminta menjauh agar tidak terlihat dari pesawat AS.

"Hornet hampir dua-duanya ngejar kita, ngejar saya" kata Marsma Fajar

"Bisanya kalau memang saling deket dan saling tembak, saya jadi korban tapi nanti dua ini ya ditembak juga sama yang Falcon 2 seperti gitu, nah dalam itulah kita ingat kita enggak boleh nembak dulu ya," imbuhnya.

Marsma Fajar mengingat pesan Komandan Skadron saat itu Letkol Penerbang Tatang Harlyansyah yang mendapatkan perintah dari Panglima TNI agar tidak boleh menembak.

Tim penerbang TNI AU hanya melakukan identifikasi. 

"Artinya bukan enggak boleh nembak, jangan nembak duluan kan, kalau nembak duluan berarti dia yang mengatakan perang," katanya.

"Amerika juga gak berani nembak juga ternyata dia hanya nge-locked aja" lanjut Marsma Fajar.

"Nah selama perjalanan hampir 2 menit ya itu saling jaming tadi itu kita menghindar jaming, nge-locked lagi nah dia ngejaming terus" imbuhnya. 

"Kita pesawat F16 terbatas karena tidak punya alat jaming itu yang kita lakukan nah ketika kita ada sedikit keuntungan bermanuver," sambung Marsma Fajar.

Baca juga: Sambut Jenazah Marsma TNI Anumerta Fajar Adriyanto di Lanud Abd Saleh Malang, Jelang ke Probolinggo

Marsma Fajar menceritakan, saat jet tempur TNI AU melakukan manuver maka tiga pesawat AS kembali terbang dari kapal induk yang melintasi Laut Jawa teritori Indonesia.

Total ada lima pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy). 

Secara prosedur kapal induk AS saat berlayar didampikan kapal perusak dan kapal lainnya. Kemudian selama perjalanan dicover oleh dua pesawat.

Kapal Induk AS merasa tidak melanggar wilayah Indonesia, sedangkan Indonesia menyatakan Kapal Induk AS telah melewati teritori Indonesia tanpa izin.

Hal itu berdasarkan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea 1982) memang menyediakan dasar hukum bagi penetapan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

ALKI adalah jalur pelayaran yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui perairan kepulauan Indonesia untuk lalu lintas kapal dan pesawat asing.

"Semua negara meratifikasi kecuali Amerika sehingga Amerika merasa ah dia laut internasional itu dalam satu manuver, waktu kita manuver itu bilang this International water. (Saya respon) negatif, Indonesia territory saya saya bilang gitu, dia bilang masih tetap on the international water," imbuhnya. 

Falcon 2 lalu melakukan rocking the wing sebagai pernyataan bahwa Falcon 1 tidak mengancam.

"We are just identified we are not your enemy bilang gitu tapi Kapten Ian sambil rocking the wing. Nah rocking the wing adalah satu kode menggerakkan pesawat kanan dan kiri ya kanan kiri itu artinya bahwa kita bersahabat tidak mau menyerang," kata Marsma Fajar.

Akhirnya, kata Marsma Fajar, pesawat AU dan AS tidak saling menyerang. Lima pesawat AS lalu kembali ke kapal induk AS.

Sedangkan, dua pesawat tempur AU berpatroli selama 30 menit.

"Kapten Ian menginstruksikan. Kita sudah pulang bahan bakar sudah cukup untuk pulang nih sudah menpis kita pulang dan itu sudah malam sudah jam 7 malam jadi betul-betul real operasi ya real kita manuvernya," kata Marsma Fajar.

Kecelakaan yang Menimpa Marsma Fajar

Pesawat milik FASI yang dikemudikan Marsma Fajar dan satu co-pilot Roni Ahmad jatuh saat sedang latihan pada Minggu (3/8/2025) sekira pukul 10.00 WIB. 

Pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) itu jatih di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor. 

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengungkapkan pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja Bogor pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.

"Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana" kata Nyoman saat dikonfirmasi pada Minggu (3/8/2025).

"Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit," imbuhnya. 

Baca juga: Pesan Yulianus Paonganan untuk Jokowi Bebas Berkat Prabowo Akibat Menghina, 10 Tahun yang Melelahkan

Latihan tersebut, kata Nyoman, dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai co-pilot. 

Kegiatan ini, lanjut Nyoman, merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU.

"Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu," ungkapnya.

"TNI AU bersama unsur terkait telah melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai ketentuan," lanjut Nyoman.

Nyoman juga menjelaskan jenazah Marsma TNI Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi selanjutnya.

Kini lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat.

"TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini" ujarnya. 

"Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia," pungkas Nyoman.

(Tribunnews.com/Kompas.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved