Demo Warga Pati

SIAPA Ahmad Husein Jadi Koordinator Demo Pati? Dijuluki “Luffy”, Dulu Pendukung Sudewo

Siapa Ahmad Husein yang viral jadi koordinator demo Pati yang kini mendapatkan julukan Luffy oleh warganet? Dulu pendukung Sudewo.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolase TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal dan YouTube Tribun Jateng
DEMO PATI - Potret Ahmad Husein koordinator demo Pati yang dijuluki Luffy oleh warganet. Ternyata dulu pendukung Sudewo. 

SURYAMALANG.COM - Siapa Ahmad Husein yang viral jadi koordinator demo Pati yang kini mendapatkan julukan Luffy oleh warganet? 

Tak banyak yang tahum ternyata Ahmad Husein yang vokal menyuarakan kepentingan warga Pati irtu dulunya pendukung sudewo. 

Kini, Ahmad Husein menjadi garda terdepan dalam memprotes kebijakan Bupati Sudewo

Nama Ahmad Husein menjadi dikenal setelah ramai demo Pati

Ahmad Husein dikenal sebagai aktivis sipil serta koordinator demo Pati

Berikut fakta-fakta singkat tentang Ahmad Husein:

1. Ahmad Husein adalah warga sipil biasa yang menjadi koordinator Aksi Masyarakat Pati Bersatu, sebuah gerakan protes terhadap kebijakan Bupati Pati, Sudewo.

2. Gerakan ini muncul karena kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen, yang dianggap memberatkan rakyat.

3. Ahmad Husein dijuluki “Luffy” oleh netizen karena gaya kepemimpinannya yang berani dan penuh semangat.

4. Ia sempat viral karena berdebat dengan pejabat Satpol PP saat mereka hendak menyita dus air mineral hasil donasi warga.

5. Awalnya hanya beraksi bersama 10 orang di grup WhatsApp, tapi gerakannya membesar hingga mengumpulkan 100.000 massa pada demo puncak 13 Agustus 2025

6. Foto lawasnya saat sowan ke Presiden Jokowi juga sempat memicu spekulasi tentang posisi politiknya.

Baca juga: “Saya Mohon Maaf" Bupati Pati Sudewo Tolak Mundur, Kondisi Terkiri Pati Usai Warga Demo Hingga Ricuh

Ahmad Husein Viral

-Sosok Ahmad Husein mendadak jadi sorotan publik setelah memimpin aksi demonstrasi besar-besaran terhadap kebijakan Bupati Pati, Sudewo. Ia bukan pejabat, bukan tokoh partai, melainkan warga sipil biasa yang kini dijuluki “Luffy” oleh netizen di media sosial, terutama Instagram.

Julukan itu muncul karena gaya kepemimpinannya yang berani, lugas, dan penuh semangat. Seperti karakter anime yang memimpin pemberontakan, Ahmad Husein menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap menindas rakyat.

Ia adalah Koordinator Aksi Masyarakat Pati Bersatu, gerakan yang lahir dari keresahan warga atas kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Kebijakan itu sempat diberlakukan oleh Bupati Sudewo sebelum akhirnya dibatalkan.

Namun, pembatalan itu tidak cukup meredam kemarahan warga. Aksi tetap digelar, dan Ahmad Husein menjadi motor penggeraknya. Ia memimpin demonstrasi yang berlangsung sejak awal Agustus dan memuncak pada 13 Agustus 2025.

Salah satu momen paling viral adalah saat Ahmad Husein terlibat adu argumen dengan Riyoso dan Plt Kepala Satpol PP, Sriyatun, ketika petugas hendak menyita ratusan dus air mineral hasil donasi masyarakat. Peristiwa itu terjadi saat warga menggeruduk kantor Satpol PP pada 5 Agustus.

Gerakan “Pati Banjir Air Mineral” yang ia inisiasi menjadi simbol solidaritas warga. Ribuan karton air mineral dikumpulkan dari donasi masyarakat, bahkan ada yang menyumbang dari luar daerah dan luar negeri.

“Awalnya kami cuma 10 orang di grup WA,” kata Ahmad Husein. “Tapi semakin lama, semakin banyak yang bergabung. Bahkan ada yang kirim donasi dari Thailand.”

Dari Pamflet ke Ribuan Massa

Dalam wawancara dengan Tribun Jateng, Ahmad Husein menceritakan awal mula gerakan ini. Ia pertama kali melihat postingan Facebook tentang penolakan kenaikan PBB.

Saat itu, sekelompok mahasiswa dari PMI sudah menggelar demo, namun tidak mendapat respons dari pemerintah daerah.

“Saya dihubungi Fajar, mahasiswa yang awalnya ingin lapor soal pembangunan,” ujar Husein.

“Tapi saya tanya, ‘Jar, bagaimana respons bupati soal demo PBB?’ Dia jawab, ‘Enggak ada respons, Mas.’”

Merasa gerakan mahasiswa tidak cukup didengar, Ahmad Husein mengajak Fajar membuat pamflet untuk aksi pada 13 Agustus. Ia sendiri tidak tahu makna tanggal itu, namun setelah pamflet disebar, banyak warga yang bergabung.

“Pamflet itu ajakan aksi damai,” jelasnya. “Saya cuma bilang, ayo kita turun bareng mahasiswa. Ternyata responsnya luar biasa.”

Dari hanya 10 orang di grup WhatsApp, gerakan ini berkembang menjadi ribuan peserta. Donasi mengalir, bahkan ada yang menyumbang Rp150.000 secara spontan.

Baca juga: Dengarkan Curhat Eks Pegawai RSUD Soewondo yang Dipecat, Pansus Pemakzulan Bupati Pati Gerak Cepat

Ahmad Husein kemudian berinisiatif membuat gebrakan dengan sound system karnaval. Ia menyebut bahwa tantangan dari Bupati Sudewo yang menyatakan “50.000 orang tidak akan gentar” menjadi pemicu semangat warga.

“Saya dengar bupati bilang begitu,” kata Husein. “Saya langsung mikir, ayo kita galang donasi di depan kantor bupati.”

Aksi dimulai sejak 1 Agustus. Hingga pertengahan bulan, air mineral yang terkumpul mencapai lebih dari 5.000 karton. Sumbangan datang dari berbagai daerah, bahkan dari Thailand.

“Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat Pati,” ucapnya. “Semoga berkah untuk kita semua. Saya juga minta doa agar tanggal 13 Agustus jadi momen kemerdekaan bagi kita.”

Esensi Penolakan dan Harapan Ahmad Husein untuk Pati

Dalam wawancara tersebut, Ahmad Husein menjelaskan esensi penolakan terhadap kebijakan kenaikan PBB. Menurutnya, kebijakan itu melanggar Perda 2024, khususnya Pasal 1 dan 2 yang mengatur bahwa kenaikan NJOP maksimal hanya 100 persen. Namun, yang terjadi di lapangan jauh melebihi angka itu.

“Kenaikan ini melanggar Perda,” tegas Husein. “Pasal 1 dan 2 jelas mengatur batas maksimal 100 persen. Tapi ini bisa sampai 250 persen.”

Ia juga menilai kebijakan tersebut tidak bijak karena diterapkan di waktu yang tidak tepat. Di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih, kenaikan pajak justru menambah beban.

“Waktunya tidak tepat,” ujarnya. “Masyarakat baru bangkit dari pandemi, malah dibebani pajak tinggi.”

Target aksi pada 13 Agustus sangat jelas: Ahmad Husein dan warga Pati ingin pemimpin yang tidak arogan, tidak semena-mena, dan mampu menyejahterakan masyarakat.

Ia menolak pembangunan yang hanya berorientasi pada fisik tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat.

“Jangan ingin Pati maju, tapi rakyatnya belum sejahtera,” kata Husein. “Kami ingin pemimpin yang bijak, bukan yang semena-mena.”

Dalam aksi tersebut, Ahmad Husein mengenakan kaos bertuliskan “Bagong Gugat Bolodewo, janji gawe geger kayangan.”

Ia menjelaskan bahwa kaos itu dibuat karena sebelumnya ia adalah pendukung Sudewo. Namun, setelah terpilih, Sudewo justru mengeluarkan kebijakan yang mencekik masyarakat.

“Dulu saya pendukung Sadewo,” ungkapnya. “Tapi sekarang saya gugat karena janjinya dilanggar.”

Kini, Ahmad Husein menjadi tokoh sipil yang paling dikenal di Pati. Gerakannya telah menginspirasi banyak warga untuk bersuara dan menuntut keadilan.

Ia berharap pemerintah daerah mendengar suara rakyat dan memperbaiki kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved