Lumajang

Wawancara Panjang dengan Bupati Lumajang Lulusan MAN Malang I di Dinoyo

Penulis: Sri Wahyunik
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Thoriqul Haq - Indah Amperawati merupakan satu pasangan dari 13 kepala daerah terpilih di Jatim yang bakal dilantik serentak di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Senin (24/9/2018).

Thoriq menjawab sejumlah pertanyaan mulai dari visi dan misinya untuk membangun Kabupaten Lumajang, apa yang bakal dikerjakan 100 hari pertama, prioritas pembangunan saat memimpin, juga komitmennya dalam program anti korupsi.

Thoriq berbincang di sela-sela persiapan menjelang pelantikan sebagai kepala daerah Lumajang, Jumat (21/9/2018).

Menurut Thoriq ada tiga fokus yang mereka janjikan melalui visi dan misi saat berkampanye lalu. "Daya saing, kemakmuran, dan jati diri," ujar Thoriq memulai perbincangan.

Thoriq membedah perihal daya saing ini. Ia menegaskan Kabupaten Lumajang merupakan kabupaten dengan segudang potensi, baik ekonomi, budaya, pariwisata, juga sumber daya alam. Tetapi di sisi lain, Lumajang dengan banyaknya potensi itu masih tertinggal dari sejumlah daerah lain di Jatim.

Daya saing pertama yang akan dibenahi Thoriq - Indah dalam memimpin Lumajang adalah daya saing ekonomi.

"Lumajang memiliki banyak komoditas, bicara tentang pertanian atau perkebunan. Semuanya ada. Saat ini yang bisa disebut jadi unggulan di Lumajang adalah kayu sengon," tuturnya.

Kayu sengon merupakan tabungan pasif yang hasilnya berlipat-lipat saat masa panen sekitar lima tahun setelah ditanam. Karenanya sengon menjadi primadona. Di tambah, banyaknya perusahaan pengolah kayu sengon di Lumajang.

Perihal kayu sengon ini, kata Thoriq, Pemkab Lumajang harus hadir supaya ada tata niaga perdagangan. "Ada tata niaga perdagangan, juga penataan produksi. Bagaimana harga sengon bisa terjaga, terkontrol sehingga petani atau masyarakat penanam sengon untung. Penataan ini juga untuk menjaga kontinyitas produksi," ujar Thoriq.

Kemudian ada optimalisasi jejaring untuk mendukung daya saing ini. Jejaring ini menyangkut dunia usaha. Dunia usaha ini, kata Thoriq, harus dihadirkan oleh Pemkab untuk bertemu dengan pelaku pertanian dan perkebunan Lumajang.

"Bicara tentang pisang, Lumajang ini sentranya. Produksi buah alpukat, salaknya yang sangat dikenal. Juga siapa yang tidak melihat melimpahnya produksi kelapa muda di Lumajang," kata Thoriq.

Siapapun yang melintasi kawasan Ranuyoso di pagi hari, pasti akan disuguhi pemandangan kendaraan berderet yang mengangkut kelapa muda. Kelapa muda itu dibawa dari sejumlah kecamatan di Lumajang, yang dikumpulkan di Pasar Ranuyoso yang kemudian diangkut ke beberapa daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Semarang, juga Jakarta.

Thoriq menuturkan dari petani, kelapa muda itu paling dibeli seharga Rp 4.000 per butir. "Harga ini tentu tidak menguntungkan petani. Sementara kelapa muda itu ketika sudah tiba di Surabaya atau Semarang, harganya bisa mencapai Rp 25.000 per butir," lanjutnya.

Di sinilah, kata Thoriq, negara harus hadir. Pemkab harus hadir menjadi perantara antara petani dan pelaku usaha. Kehadiran Pemkab ini sekaligus memendekkan mata rantai distribusi ekonomi.

Thoriq mengusulkan hadirnya pelaku industri yang bersentuhan dengan kelapa muda. 'Kenapa tidak usaha minuman air kelapa muda tidak dihadirkan di Lumajang. Kami mudahkan perizinannya. Karena bahan baku di Lumajang banyak, dan pastinya tenaga kerja juga tersedia. Jejaring usaha ini sangat penting untuk daya saing ini," tegas Thoriq.

Kemudian ada daya saing di sektor pariwisata, selain ekonomi. Lumajang yang berada di kaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, dan Gunung Lemongan, memiliki beragam destinasi wisata alam. Air terjun, ranu atau danau, pantai, juga goa tersedia.

Halaman
1234

Berita Terkini