Berita Batu Hari Ini

Janji Wali Kota Dewanti Rumpoko Datangkan Mesin Pirolisis ke TPA Tlekung Batu, Atasi Masalah Sampah

Penulis: Benni Indo
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan berat dengan latar belakang tumpukan sampah TPA Tlekung, Kota Batu. Dampak sampah TPA Tlekung dikeluhkan masyarakat sekitar, terutama baunya yang menyengat.

Banner tersebut berisi tujuh poin yaitu pertama angkutan sampah berplat hitam dilarang masuk.

Kedua, angkutan sampah dari kendaraan Tosa hanya dari Desa Tlekung.

Ketiga, hari Minggu dan libur nasional, TPA Tlekung ditutup.

Keempat, sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya berasal dari Kota Batu.

Kelima, jenis sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya sampah rumah tangga.

Keenam, angkutan sampah berplat merah wajib tertutup terpal, dan ketujuh TPA Tlekung buka mulai pukul 6.00 hingga 16.00 WIB.

Di bawahnya terdapat keterangan bahwa peraturan itu berlaku mulai 21 Februari 2022.

Riyono, warga sekitar TPA Tlekung mengatakan bau sampah sering muncul saat subuh dan selepas maghrib. Kondisi itu sudah ia rasakan sejak awal-awal TPA dibangun.

Ia berharap Pemkot Batu betul-betul bisa menghadirkan solusi terhadap persoalan bau yang tak sedap tersebut.

Riyono menceritakan kembali pengalamannya saat akan makan bersama di sebuah masjid selepas kegiatan.

Orang-orang di situ lantas tidak berselera makan karena aroma menyengat sampah tercium.

Ia pun tidak berharap kejadian serupa terulang kembali.

"Kejadian itu sebelum 2018, jauh sebelum pandemi. Jadi ya tidak selera mau makan," katanya.

Selain bau yang tak sedap, dampak akibat sampah yang menumpuk di TPA Tlekung adalah potensi kerusakan lingkungan.

Kebocoran lindi yang terjadi di tahun lalu belum teratasi hingga saat ini. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Tlekung, Mardi.

"Kebocoran lindi belum teratasi," katanya. 

Berita Terkini