Jumlah warga belajar di PKBM ini pada tahun ini sebanyak 230 an dari Paket A hingga C. Satu rombel di Dapodik, minimal ada 15 orang di program paket.
"Jika ada instasi membutuhkan layanan kami ya kita tawarkan pembelajaran yang fleksibel dan tidak menyita waktu bagi mereka yang bekerja. Ini sebagai upaya mencari warga belajar."
"Tapi terus terang ini kebijakan baru mengingat terbatas sarprasnya. Kalau datang semua ya gak cukup. Kita ambil jalan keluar dengan cara itu," papar Bening.
Untuk di PKBM, pihaknya hanya menagihkan biaya pada mereka yang di luar usia belajar.
Kalau usia belajar masih memiliki bantuan dari pemerintah. Jika sekolah formal ada BOS, di PKBM ada BOP untuk siswa usia belajar. Untuk warga belajar usia di atas 24 tahun, maka akan dikenakan biaya reguler. Paket C Rp 4 juta. Paket B Rp 3,5 juta. Paket A Rp 2.750.000. Itu biaya sampai mereka lulus.
Tapi ada juga warga belajar yang mutasi dari sekolah sebelumnya. Maka ketika melanjutkan jenjang pendidikan di PKBM akan dikenakan biayanya beda dengan mereka yang masuk PKBM sejak awal. Bagaimana dengan tingkat "mrotol" warga belajar? Ia menjawab rata-rata di paket jarang.
"Kasusnya adalah malas sekolah iya. Makanya kita mengadakan pembekajaran luring dan daring. Luring pembelajaran Senin sampai Kamis. Saat pembelajaran luring juga kita share pembelajaran daring," paparnya.
Tujuannya karena mereka sebenarnya mau belajar tapi ya terbentur rasa malasnya dengan berbagai alasan. Maka PKBM mengikuti alurnya mereka tapi masih bisa dikendalikan.
"Sejatinya mereka punya kesadaran sendiri dan tergugah kewajibannya sekolah. Misalkan tidak sekolah tapi harus memenuhi tugas-tugas sekolahnya. Bahkan bapak-bapak yang kerjanya jadi satpam, di DLH tukang sapu masih semangat sekolah meski tidak hadir tiap hari," katanya.
Sebab pulang kerja sore hari. Kadang ada yang rumahnya jauh. Jadi minta pembelajaran daring. Pemerintah sendiri sudah memberikan kurikulum merdeka. Tapi masih terlalu sukar untuk dijangka warga belajar.
Misalkan karena kendala jaringan, gaptek. Jadi yanhg ada di platform merdeka belajar, tutor mengadopsi dan disederhanakan buat waega belajar di grup WA kelas. Dengan memakai kurikulum merdeka, PKBM juga memberikan materi untuk life skill warga belajar.
"Tapi sifatnya ya insidentil. Semacam pelatihan atau worahop sesuai keinginan warga belajar. Kalau dibuat lama, anak-anak cepat bosan. Sebab anak sekarang suka eksplorasi. Maka PKBM menggali kemauan mereka apa dulu. Seperti barista, konten kreator, desain grafis," pungkas dia.