"Kemudian Deputi Komersial dan Perdagangan juga menanyakan apa betul ada durian musangking dan blackthorn di Jawa Timur. Saya jawab betul ada di Blitar," lanjutnya.
Untuk itu, Khofifah ingin memastikan kapasitas produksi kebun durian di Blitar. Karena, untuk produk yang diekspor harus ada kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
"Karena kontinuitas ini penting. Jadi antara kuantitas, kontinuitas, dan kualitas ini menjadi three in one. Ini yang membuat kami menjadi semangat untuk identifikasi lahan-lahan yang sesuai untuk menanam durian terutama jenis musangking dan blackthorn yang market luar negeri luar biasa dan pasar lokal juga dibutuhkan," ujarnya.
Menurut Khofifah, keuntungan pengembangan kebun durian seperti yang disampaikan Anna Luthfie dengan lahan satu hektare dan populasi tanaman 100 pohon dalam waktu lima tahun bisa menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp 2 miliar.
"Setelah dihitung operasional cost, dengan nilai itu (Rp 2 miliar), saya rasa (nilai ekonominya) masih cukup tinggi. Bagaimana kalau ini dibudidayakan lebih luas dan mendapatkan referensi bagaimana menanam yang baik," ujarnya.
Dikatakannya, kalau pengembangan kebun durian premium ini bisa dilakukan replikasi secara lebih masif, kesejahteraan masyarakat bisa terdongkrak.
"Apalagi, peminatnya para petani milenial, ini luar biasa. Saya durian lovers, jadi bisa merasakan nikmatnya blackthorn ini luar biasa, di atas durian yang lain," katanya.