Kendati demikian, Dewi Astuti diketahui menggunakan identitas palsu saat bergabung dengan Golden Triangle.
Baca juga: Pengungkapan kasus Narkoba Kota Batu, Polres Batu Tangkap 26 Tersangka dari 23 Kasus
Saat Polres Ponorogo melakukan penelusuran, terungkap Dewi Astuti ternyata memiliki nama asli PA, warga Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
"Kami sudah ke lokasi. Dewi Astuti itu sesuai KTP merupakan warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tetapi nama aslinya bukan Dewi Astuti," ungkap AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Rabu (28/5/2025).
"Ibu itu (Dewi Astuti) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," imbuhnya.
Tetapi, Andin mengatakan, Dewi alias PA memang sudah sejak lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Baca juga: Dua Tersangka Narkoba Asal Sidoarjo Diciduk Polres Gresik di Driyorejo, Sabu-sabu 19 Gram Diamankan
Perempuan yang tergabung dalam jaringan narkoba internasional Golden Triangle itu pernah bekerja di Hongkong, Taiwan, dan terakhir di Kamboja.
Andin juga menyebut Dewi alias PA saat ini sudah masuk daftar buron Interpol.
"Sudah lama jadi PMI, disinyalir di Kamboja. Sudah jadi red notice oleh Interpol," kata Andin.
Kenapa Sulit Ditangkap?
Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Marthinus Hukom telah bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan mendeteksi gembong narkoba Dewi Astuti terakhir berada di wilayah Thailand atau Kamboja.
Marthinus yakin, meski Dewi adalah salah satu pemimpin, namun masih ada pemimpin tertinggi di atasnya dan merupakan sindikat besar perdagangan narkoba.
Dari hasil analisa, Dewi terhubung dengan jaringan sindikasi Afrika yang beroperasi di wilayah Thailand dan semenanjung Malaya.
“Ketika kita sudah mulai menyentuh kepalanya, menyentuh puncak dari operasional mereka, ini artinya kita sedang berhadapan dengan satu kekuatan bersenjata besar" kata Marthinus dalam tayangan ROSI KompasTV Kamis, (29/5/2025).
"Dan kita juga sedang berhadapan dengan kekuatan finansial yang kuat,” lanjutnya.
Baca juga: 3 Pemuda Pengedar Narkoba Diringkus Satresnarkoba Polresta Malang Kota, Barang Bukti Sabu dan Ganja
Sedangkan untuk gembong narkoba Fredy Pratama, Marthinus mengungkap mereka beroperasi di wilayah Thailand dan sangat mungkin sudah bergeser ke Myanmar.
Menurut Marthinus, di Myanmar banyak sekali faksi-faksi yang berkuasa.