Surabaya

Selain Gedung Negara Grahadi, Ini Cagar Budaya Surabaya yang Dibakar OTK, Ada Jejak Perang Dunia II

Selain Gedung Negara Grahadi, Ini Cagar Budaya Surabaya yang Dirusak OTK, Ada Jejak Perang Dunia II

SURYAMALANG.COM/Fatimatuz Zahro
CAGAR BUDAYA TERBAKAR - Masyarakat memadati kawasan Jalan Gubernur Suryo di depan Gedung Negara Grahadi dan Taman Apsari Surabaya, Minggu (31/8/2025) pagi. Ratusan masyarakat ingin melihat langsung kondisi Gedung Negara Grahadi yang hangus dibakar massa yang tak terkendali, Sabtu (30/8/2025) malam. 

"Kalau yang banker, mengalami kerusakan tapi tidak sampai terbakar karena banker memang tidak bisa dibakar."

"Jadi, kerusakannya ada beberapa bagian interior," kata perempuan yang akrab disapa Hasti ini.

"Sedangkan untuk bangunan dibakar, ada beberapa produk kayu seperti jendela kayu yang utuh."

"Sehingga, nggak kebakar. Ini yang kami selamatkan," tandasnya.

Seluruh hasil asesmen tersebut akan dilaporkan kepada Kementerian Kebudayaan.

"Untuk proses perbaikan menunggu hasil analisis terlebih dahulu," kata Hasti.

Gedung Negara Grahadi dan Polsek Tegalsari merupakan beberapa koleksi bangunan Cagar Budaya yang ada di Surabaya.

Dibangun di masa Belanda, usia bangunan tersebut telah lebih dari 3 abad.

Gedung Negara Grahadi merupakan bangunan kolonial yang dibangun antara 1795–1796 atas perintah Dirk van Hogendorp sebagai rumah kolonial mewah di tepi Kalimas.

Bersumber dari arsitek Belanda W Lemci, gedung yang kini dijadikan sebagai Tempat Penerimaan Tamu Negara hingga Aula Pertemuan Publik Pemrov Jatim tersebut pernah menjadi ruang penting, seperti lokasi sidang Raad van Justitie, resepsi, hingga perundingan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Hawthorn pada 1945 di masa kemerdekaan.

Direnovasi bergaya Empire neoklasik (Dutch Colonial Villa) pada 1811, ada tambahan teras dan pilar bergaya klasik Eropa.

Tembok terbuat dari batu bata besar tanpa beton/semen serta pintu dan jendela besar kayu dan kaca membuat interior terang, hingga lantai didukung balok kayu jati original.

Sedangkan bangunan Polsek Tegalsari dibangun pada era Hindia Belanda, sekitar 1920-an, sebagai Politie Bureau (Seksi Polisi) 2 Kaliasin Soerabaja.

Menjadi bagian dari reorganisasi kepolisian Hindia Belanda sejak 1914, tempat ini menjadi pusat pengawasan keamanan pusat kota Surabaya.

Di sampingnya terdapat bunker Tegalsari, dibangun sebagai tempat perlindungan dari ancaman udara pada masa Perang Dunia II.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved