Surabaya

Teaterikal 'Pertempuran 3 Hari' Reka Ulang Tewasnya Brigadir Mallaby di Tangan Arek-arek Suroboyo

Komunitas pegiat sejarah Roode Burg Soerabaia (RB) menggelar drama teaterikal bertajuk Pertempuran 3 Hari Fase 1 1945

SURYAMALANG.COM/Bobby Koloway
TEATERIKAL - Komunitas pegiat sejarah Roode Burg Soerabaia (RB) menggelar drama teaterikal bertajuk Pertempuran 3 Hari Fase 1 1945, di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (14/9/2025). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Komunitas pegiat sejarah Roode Burg Soerabaia (RB) menggelar drama teaterikal bertajuk 'Pertempuran 3 Hari Fase 1 1945', Minggu (14/9/2025).

Berlangsung di Tugu Pahlawan, Surabaya, drama ini berkisah peristiwa tewasnya pemimpin Sekutu, Brigadir Jenderal AWS Mallaby pada akhir Oktober 1945, tepatnya 28–30 Oktober 1945.

"Tema ini dipilih karena momentumnya yang berdekatan dengan peristiwa pertempuran 3 hari yang berlangsung di akhir Oktober," kata Ketua Komunitas Roode Brug Soerabaia, Satrio Sudarso, kepada SURYAMALANG.COM.

Merekonstruksi kembali cerita sejarah, Satrio dan komunitasnya menyampaikan perjuangan arek-arek Suroboyo melawan kedatangan Sekutu. Khususnya, di saat perang setelah Kemerdekaan.

Sejak memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia nyatanya belum benar-benar lepas dari rongrongan bangsa lain yang berusaha mengusik kedaulatan.

Para pejuang masih harus berjibaku mengusir penjajah yang kembali datang, termasuk yang melalui Kota Surabaya.

Baca juga: Pesta Literasi Indonesia 2025 Sambangi Kota Malang, Gaet Ratusan Anak Muda, Bahas Kesehatan Mental

Langit Surabaya mendadak gelap saat kehadiran pasukan Sekutu (Brigade India ke-9) dengan dipimpin Brigjen AWS Mallaby tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945 atau sekitar 2 bulan umur kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, kehadiran mereka bertujuan melucuti Jepang, membebaskan tawanan perang, dan mengurus repatriasi.

Namun, tujuan tersebut justru menimbulkan kecurigaan para pejuang setelah sekutu turut membonceng NICA sebagai pemerintahan sipil yang dibuat Belanda.

Kehadiran NICA di balik tentara Sekutu dianggap sebagai upaya kolonialisme baru yang memicu konflik bersenjata, termasuk di Surabaya.

Pada 27 Oktober atau 2 hari setelah kedatangan Sekutu, perang pun pecah di Surabaya. Hingga akhirnya pada 30 Oktober 1945 Brigadir Jenderal AWS Mallaby kemudian tewas di tangan arek-arek Suroboyo.

Mallaby tewas di dekat Jembatan Merah, Surabaya, saat mobilnya terbakar setelah kontak senjata dengan pejuang Indonesia.

"Saat ini, kejadian tersebut kemudian diabadikan dengan adanya monumen memorial Mobil Mallaby di area Kota Lama Surabaya," kata Satrio.

Melalui teatrikal tersebut, Roode Burg Soerabaia ingin kembali membangkitkan ingatan kolektif masyarakat soal perjuangan di masa kemerdekaan.

Bukan sekadar mengetahui, namun juga meneladani semangat pahlawan untuk dilanjutkan di masa kini.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved