Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Suara Terakhir di Reruntuhan: Haical Santri Al Khoziny Salat Isya Berjamaah, Subuh Temannya Membisu
Suara terakhir di reruntuhan: Haical santri Al Khoziny salat isya berjamaah, subuh teman-temannya sudah membisu, tak ada jawaban.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
Tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny bukan hanya peristiwa duka yang menelan korban, melainkan juga sebuah peringatan keras mengenai lemahnya budaya konstruksi aman di Indonesia.
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sudjatmiko mengatakan, dalam perspektif teknik sipil, sebuah bangunan seharusnya tidak runtuh secara tiba-tiba jika sejak awal perencanaan, perancangan, hingga pelaksanaan pembangunan mengikuti prinsip-prinsip standar yang telah ditetapkan.
"Kejadian ini menjadi pelajaran bahwa tidak boleh lagi ada nyawa melayang akibat pembangunan yang dilakukan tanpa perencanaan memadai," ujar Sudjatmiko dalam keterangannya dikutip Sabtu (4/10/2025).
Sehingga, pria berlatar belakang Sarjana Teknik ini mendorong adanya perbaikan dan perubahan nyata dalam praktik pembangunan ponpes di Indonesia.
Baca juga: Berharap Evakuasi Korban Bangunan Roboh di Ponpes Al Khoziny Tuntas Malam ini, Gunakan 2 Cara
Pria yang berpengalaman di bidang konstruksi itu juga menjelaskan, ambruknya bangunan sering kali buru-buru dilabeli sebagai "takdir" atau "musibah alamiah".
Padahal, pada banyak kasus, termasuk di pesantren, penyebab utamanya justru terletak pada kegagalan konstruksi.
Menurut Sudjatmiko, dalam disiplin teknik sipil, kegagalan struktur tidak pernah terjadi begitu saja.
Ada yang disebut faktor keamanan (safety factor) dalam setiap desain.
Bahkan jika material lebih lemah atau beban lebih berat dari perkiraan, seharusnya bangunan masih mampu menahan beban hingga batas tertentu.
Ambruknya gedung secara mendadak menandakan adanya kesalahan serius sejak tahap awal pembangunan, baik itu perhitungan, pemilihan material, maupun eksekusi di lapangan.
Baca juga: Kisah Heroik Dokter Aaron, Lakukan Amputasi dan Evakuasi Korban di Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny
Selain itu, lembaga pendidikan atau keagamaan seperti Ponpes memiliki beban sosial yang besar.
Ratusan santri menempati asrama, masjid, dan ruang belajar dalam satu kawasan.
"Artinya, setiap kesalahan teknis bukan hanya soal bangunan roboh, melainkan juga soal nyawa manusia yang dipertaruhkan," tegasnya.
Lanjut Sudajtmiko, tragedi di Ponpes Al Khoziny harus menjadi pelajaran penting bagi ratusan Ponpes lain di Indonesia yang sedang atau akan membangun fasilitas baru.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
Syehlendra Haical
Haical
Ponpes Al Khoziny ambruk
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Al Khoziny
Ponpes Al Khoziny
Sidoarjo
SURYAMALANG.COM
Derita Haical Korban Ponpes Al Khoziny: Kaki Diamputasi Setelah Infeksi Merembet ke Hati dan Ginjal |
![]() |
---|
Fakta-fakta Santri Ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri Viral Usai Ponpes Al Khoziny Ambruk: Amal Jariyah |
![]() |
---|
Ditemukan Potongan Tubuh di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Korban Meninggal Dunia Jadi 17 Orang |
![]() |
---|
Korban Meninggal Dunia Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ada 15 Orang, Data Sabtu 4 Oktober 2025 |
![]() |
---|
UPDATE Korban Meninggal Dunia Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Total Ada 14 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.