Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Fauzi Masih Kehilangan 4 Keponakan dalam Tragedi Ponpes Al-Khoziny, Minta Polisi Segera Selidiki

Fauzi berharap pihak kepolisian dapat segera memulai proses penyelidikan dan investigasi terkait penyebab ambruknya gedung di Ponpes itu.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Luhur Pambudi
KEHILANGAN 4 KEPONAKAN - Fauzi menjadi salah satu keluarga yang kehilangan kerabat dalam Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Senin (29/10/2025) kemarin. Bahkan, empat orang keponakannya, masih hilang dalam insiden tersebut. Empat orang keponakannya yang hilang itu, bernama Ubaidillah, ponakan dari sang istri. Lalu, tiga ponakan dari silsilah keluarga, M. Haikal Ridwan, M Muzakki Yusuf, ponakan dari sepupu Fauzi, dan Albi 

"Senin itu pagi beliau sekolah, Arul sama Haikal ini ke atas, melihat orang ngecor. Berarti di situ kan ada aktivitas. Aktivitas ngecor. Juga di bawah ada orang salat. Sebetulnya itu kan SOP-nya dari mana ? kan gitu," ungkapnya. 

Ponpes Al Khoziny Ambruk Bakal Diusut Oleh Menteri agama, Jadi Bencana Korban Terbanyak Tahun 2025

Fauzi pun mengingat sosok salah satu keponakannya yang masih hilang, Haikal yang disebutnya sebagai anak dengan pribadi yang pintar, riang, dan ulet. 

Selain berprestasi di bidang akademik. Ternyata, ponakannya itu, juga terampil mengutak-atik sound sistem. 

Benar, Haikal, lanjut Fauzi memiliki kegemaran untuk mengutak-atik instalasi perangkat sound system khas seperti 'sound horeg'. 

Kegemaran Haikal dengan perangkat elektronika sound system tersebut, diketahui secara langsung saat Fauzi melihat langsung isi kamar di rumah Haikal. 

"Tapi Haikal ini dapat Rangking kalau di sekolah, memang anaknya kreatif Haikal, dan saya sangat kehilangan dan terpukul melihat Haikal yang sampai saat ini belum bisa diidentifikasi," terangnya. 

Fauzi berharap pihak kepolisian dapat segera memulai proses penyelidikan dan investigasi terkait penyebab ambruknya gedung di Ponpes itu.

Ia menduga kuat bahwa terdapat kelalaian dari sejumlah pihak sehingga menciptakan sebuah konstruksi bangunan yang tak layak dan tak sesuai standar keamanan sehingga menyebabkan tragedi maut. 

"Saya tekankan kalau ini ada pelanggaran hukum di situ. Ada kelalaian manusia. Ya harus diproses, siapapun itu tidak memandang itu secara sosial siapa. Hukum harus ditegakkan gitu," katanya. 

Bahkan, Fauzi menegaskan, proses penyelidikan atas ambruknya gedung tersebut tidak harus dilakukan menunggu rampungnya proses identifikasi terhadap jenazah para korban. 

"Iya, memang jelas gitu. Betul ya. Jangan tunggu identifikasi ya sambil proses itu sambil berjalan. Kan seperti itu. Kan tidak mengganggu identifikasi proses itu, proses penegakkan hukum itu," pungkasnya. 

Baca juga: Pencarian Selesai, Korban Meninggal Ponpes Al Khoziny Ada 67 Orang dan Korban Selamat 104 Orang

Hingga Selasa (7/10/2025) malam, Posko DVI masih bekerja mengidentifikasi jenazah yang masuk ke Posko DVI RS Bhayangkara.

Total kantong jenazah yang dikirim ke Posko DVI terdapat 59 kantong, per pukul 20.00, Senin (6/10/2025). 

Sementara itu, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii mengatakan, operasi pencarian dan upaya pertolongan kepada para korban ambruknya bangunan gedung bertingkat di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dinyatakan sudah selesai, Selasa (7/10/2025).

Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk 8 body part. 

Pada tahap akhir pencarian, Tim SAR gabungan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi. 

Selain itu, area gedung yang runtuh itu juga sudah rata dengan tanah, semua puring dan reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.

 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved