Fasilitas Publik Malang Raya
Angkot Sepi, Halte di UB Malang Beralih Fungsi untuk Singgah Sementara Pengemudi Ojol dan Mahasiswa
Sejumlah halte di sekitar Universitas Brawijaya (UB) Malang kini tampak tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
Fenomena ini tak lepas dari menurunnya jumlah angkutan kota yang beroperasi di Malang.
Hal ini seiring dengan menjamurnya transportasi berbasis aplikasi, banyak trayek angkot berhenti beroperasi karena kekurangan penumpang.
Dampaknya, fasilitas umum seperti halte ikut kehilangan fungsi utamanya.
"Dulu saya juga sempat nyupir. Tapi sepi kan, lalu sejak 2020 mau covid itu saya jadi driver ojol sampai sekarang," ungkapnya.
Padahal, halte-halte tersebut dibangun untuk mendukung sistem transportasi publik perkotaan.
Kini, tanpa adanya perawatan dan pemanfaatan yang jelas, bangunan itu perlahan berubah menjadi tempat persinggahan sementara.
Bahkan ada juga beberapa mahasiswa UB yang menunggu di halte untuk janjian dengan teman atau sedang order ojol.
"Ini kebetulan habis fotokopi. Lalu mau order ojol mau balik ke kos," kata salah satu mahasiswi UB yang namanya enggan untuk disebutkan.
Perempuan berhijab itu lebih memilih untuk menggunakan ojol ketimbang naik angkot.
Hal itu dipilih lantaran ojol lebih praktis dan lebih fleksibel.
"Kalau nunggu angkot ya lama. Saya juga gak tahu harus naik angkot apa," ujarnya.
Adanya perubahan fungsi halte ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah pengelolaan transportasi umum di Kota Malang.
Jika memang sebagai tempat singgah sementara, harus ada perhatian dari pemerintah agar halte tidak semakin terbengkalai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.