Bus Trans Jatim Malang Raya

Pakar Transportasi UB Malang Imbau Pembatasan Kendaraan Pribadi Setelah Bus Trans Jatim Beroperasi

Pakar Transportasi UB Malang Imbau Pembatasan Kendaraan Pribadi Setelah Bus Trans Jatim Beroperasi

SURYAMALANG.COM/Purwanto
TRANS JATIM - Petugas Bus Trans Jatim Gajayana saat acara launching Trans Jatim koridor Malang Raya di kawasan Tugu Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). 

Ringkasan Berita:

SURYAMALANG.COM, MALANG - Bus Trans Jatim resmi mengaspal di Malang Raya dengan meluncurkan 14 armada bus yang melayani rute dari Kota Malang menuju kota Batu.

Adanya transportasi umum modern tersebut diharapkan dapat membawa harapan baru bagi warga Malang, karena mampu mengkoneksikan tiga daerah sekaligus di Malang Raya.

Namun, di balik euforia ini, ada sejumlah persoalan yang nantinya akan menjadi tugas berat bagi setiap daerah.

Satu di antaranya ialah berkaitan dengan kemacetan dan efektivitas transportasi moda baru ini di Malang Raya ini.

Pakar transportasi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Ir Ludfi Djakfar MSCE PhD, menyebut Trans Jatim sebagai langkah maju yang patut diapresiasi.

Namun ia mengingatkan bahwa layanan baru ini belum akan menyelesaikan persoalan lalu lintas secara cepat.

Baca juga: Trans Jatim Malang Raya Masuki Masa Uji Coba, Skema Supir dan Rerouting Angkot Mulai Disiapkan

"Tentu ini menjadi kabar gembira, tetapi tantangannya besar."

"Dalam jangka pendek belum bisa menjawab kebutuhan sepenuhnya, tapi dalam jangka panjang bisa menjadi alternatif kuat jika pelayanannya meningkat," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (22/11/2025).

Dalam pandangannya, bus Trans Jatim tidak akan optimal tanpa adanya kebijakan pendukung yang lebih berani.

Prof Ludfi menilai Kota Malang perlu mulai mempertimbangkan pembatasan kendaraan pribadi pada jam tertentu, khususnya di kawasan pusat kota yang sudah terlayani bus.

"Jakarta saja bisa, Malang mestinya bisa. Pembatasan roda empat pada jam-jam tertentu harus mulai dipikirkan, misalnya di Kayutangan," ucapnya.

Kebijakan seperti ini, menurutnya, dapat membantu mengurangi kepadatan parkir dan arus kendaraan yang selama ini menyumbang kemacetan di pusat kota.

Dengan adanya alternatif transportasi, pembatasan tersebut dinilai lebih realistis untuk dijalankan.

"Dengan sosialisasi yang baik, pembatasan ini saya rasa sangat memungkinkan," ujarnya.

Menurutnya, Malang memiliki karakter kota yang unik, yakni memiliki jumlah mahasiswa yang cukup banyak.

Sumber: SuryaMalang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved