Tampil Beda, Purbaya Berseragam Bea Cukai Bak Jenderal Bintang 4 Langsung Sidak Impor dari China

Tampil beda, Purbaya berseragam bea cukai bak jenderal bintang 4 langsung sidak impor dari China, begini hasilnya, pastikan jalur hijau tepat guna.

|
Instagram @menkeuri/TikTok @purbayayudhis
PURBAYA DI HUT DJBC - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (KANAN) tampil mengenakan seragam dinas lengkap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan atribut kehormatan, menyampaikan amanat di upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Lapangan Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (13/10). Tampak keseluruhan penampilan Purbaya bak jenderal bintang empat. 

SURYAMALANG.COM, - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tampil beda berseragam dinas Bea dan Cukai (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai/DJBC). 

Seragam tersebut membuat Purbaya bak jenderal bintang empat ketika memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Lapangan Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (13/10/2025).

Menkeu yang tampil lengkap dengan atribut kehormatan, menyampaikan amanat yang menekankan peran krusial Bea dan Cukai bagi perekonomian nasional.

Dalam amanatnya, Purbaya menegaskan, Bea dan Cukai merupakan garda depan dalam menjaga kedaulatan ekonomi negara.

Baca juga: Keputusan Utang Kereta Cepat Whoosh Setelah Purbaya Tolak Bayar Pakai APBN, Ini Reaksi Istana

PURBAYA DI HUT DJBC -  Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (KANAN) tampil mengenakan seragam dinas lengkap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan atribut kehormatan, menyampaikan amanat di upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Lapangan Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (13/10). Tampak keseluruhan penampilan Purbaya bak jenderal bintang empat.
PURBAYA DI HUT DJBC - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (KANAN) tampil mengenakan seragam dinas lengkap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan atribut kehormatan, menyampaikan amanat di upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Lapangan Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (13/10). Tampak keseluruhan penampilan Purbaya bak jenderal bintang empat. (TikTok @purbayayudhis)

Selain itu, Purbaya juga mendorong agar DJBC aktif berperan dalam pertumbuhan industri nasional melalui kebijakan fiskal yang adaptif dan tepat sasaran.

Purbaya berpesan agar semboyan "Bea Cukai Makin Baik" tidak hanya berhenti sebagai slogan, tetapi harus diwujudkan secara nyata dalam setiap pelayanan dan penegakan hukum.

Upacara yang berlangsung khidmat ini juga dimeriahkan dengan penyerahan penghargaan kepada pegawai teladan, diikuti oleh defile pasukan Bea Cukai, serta atraksi dari pasukan kehormatan yang menambah semarak peringatan hari ulang tahun tersebut.

Langsung Sidak

Setelah menghadiri acara HUT Bea dan Cukai, Purbaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (13/10).

Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan pergerakan barang impor berjalan sesuai prosedur, terutama pada jalur hijau kepabeanan.

"Saya cuma cek saja, pengen tahu hijau itu hijau benar atau enggak. Jangan-jangan hijaunya di dalamnya merah," ujar Purbaya kepada awak media.

Baca juga: Pernyataan Kontroversial Menkeu Purbaya Bandingkan Masa SBY dan Jokowi, Soroti Soal Ekonomi Rakyat

Purbaya menjelaskan, jalur hijau menjadi perhatian khusus karena merupakan jalur impor yang seharusnya dilakukan tanpa pemeriksaan fisik.

Oleh karena itu, Purbaya ingin mencegah jalur ini dimanfaatkan untuk menyelundupkan barang ilegal atau barang yang dokumennya tidak sesuai.

"Jangan sampai jalur hijau jadi tempat orang nyelundupin barang yang tidak harusnya lewat jalur hijau," tegasnya.

Dalam sidak tersebut, Purbaya mengecek salah satu kontainer berisi pakan ternak impor dan vitamin ternak asal China seberat 14 ton dengan nilai Rp1,24 miliar, yang terbagi dalam 650 pack berukuran 25 kilogram.

Dari pengecekan dokumen dan prosedur di lapangan, Purbaya mengungkapkan barang impor tersebut secara umum tidak bermasalah.

Baca juga: Menkeu Purbaya Masih Belum Tahu, Cak Imin dan Menteri PU Solid Bangun Ponpes Al Khoziny Pakai APBN

"Kayaknya sih oke, enggak masalah. Yang penting kan saya cek random seperti ini, jadi orang-orang tahu setiap saat saya bisa datang. Jadi mereka hati-hati," jelas Purbaya.

Meski demikian, Purbaya memastikan pengecekan tidak berhenti pada dokumen.

Produk tersebut masih harus diuji di laboratorium untuk memastikan kandungannya sesuai dengan yang didaftarkan dan memenuhi syarat karantina.

"Cuma nanti lagi dicek di lab sama enggak dengan barang yang disebutin ini? harus karantina apa enggak? kalau nggak harus karantina, ya sudah. Tapi kalau harus karantina, dikarantina sesuai dengan peraturan," imbuhnya.

Purbaya berjanji akan mengupayakan untuk secara rutin melakukan sidak ke berbagai tempat masuknya barang impor, setelah sebelumnya juga meninjau kinerja Bea dan Cukai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Harga Rokok Tahun Depan Tidak Naik

Masih di kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta, Senin (13/10), Purbaya turut menegaskan pemerintah belum berencana menaikkan harga jual eceran (HJE) rokok pada 2026. 

Purbaya memastikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) juga tidak akan naik tahun depan. 

"Belum ada kebijakan seperti itu (HJE naik), saya nggak tahu. Harusnya sih nggak usah," kata Purbaya 

Baca juga: Alasan Purbaya Berani Prediksi Prabowo Bisa Lengser Februari 2026, 3 Hari Beruntun Jumpa Presiden

Purbaya membantah kabar yang menyebut harga rokok akan naik meski tarif cukainya tetap.

"Anda anggap saya tukang kibul? (tarif cukai) enggak naik tapi harganya dinaikin, sama aja kan," ujarnya.

Purbaya menilai kestabilan harga rokok penting untuk menekan peredaran rokok ilegal di pasar.

Menurut Purbaya, kenaikan harga rokok legal bisa mendorong lonjakan konsumsi produk ilegal yang tidak membayar cukai.

Baca juga: Angin Segar Penghapusan Tunggakan BPJS Kesehatan, Mulai Kapan? Purbaya Jawab Isu Kenaikan Iuran

"Selisih antara produk yang legal dengan ilegal jadi semakin besar" ungkapnya. 

"Kalau makin besar akan mendorong barang-barang ilegal. Sampai sekarang saya belum kepikiran dinaikin. Saya pikir sih biarkan aja," ucap Purbaya

'Bersih-bersih' Bakal Berlaku di Bea Cukai

Sebelumnya, Purbaya memastikan langkah pemecatan pegawai bermasalah tidak hanya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tetapi juga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu. 

DJP baru-baru ini telah memecat 26 pegawai pajak yang bermasalah dan akan memecat 13 pegawai lagi ke depannya.

Langkah 'bersih-bersih' ini kata Purbaya juga akan dilakukan oleh DJBC dan direktorat lainnya. 

"Pak Dirjen (Pajak) sudah memecat, yang lain-lain belum ada sampai sekarang. Ke depan kita akan bersihkan aparat pajak maupun bea cukai dari praktek-praktek yang mungkin kurang baik," ujarnya saat media briefing di Sentul, Bogor, Jumat (10/10/2025).

Purbaya mengatakan, tidak segan menindak pegawai Kemenkeu yang bermasalah seperti melakukan penyelewengan atau penyimpangan demi menjaga integritas Kemenkeu.

"Jadi saya melihat ke depan, kalau ada macam-macam ya gak ada ampun, tapi oleh yang belakang-belakang saya gak tahu, di situ, biar aja dulu. Nanti kalau ada proses, ada temuan baru kita proses," ucapnya.

Kendati demikian, Purbaya meyakini dengan adanya pemecatan oleh DJP telah memberikan efek jera bagi pegawai-pegawai Kemenkeu lain untuk tidak melakukan hal yang menyimpang.

"Dengan semangat yang kita berikan ke mereka beberapa hari terakhir ini, hal-hal yang ke depan mereka akan align atau menyesuaikan, menyelaraskan, perilaku mereka dengan kebijakan kita yang baru," ucapnya.

Purbaya menambahkan, pihaknya juga berencana akan memberikan penghargaan kepada para pegawai Kemenkeu yang memiliki kinerja yang baik. Namun dia belum memastikan bentuk penghargaan yang akan diberikan.

Terlebih jika pegawai tersebut dapat berkontribusi meningkatkan rasio pajak (tax ratio) atau target-target Kemenkeu.

"Kalau bagus, dikasih penghargaan dan gak diganggu" katanya. 

"Nanti kalau bagus sekali, misalnya tax (ratio) sekitar 10 persen ya, kalau bisa masuk 12 persen dalam 10 tahun, kita akan kasih insentif ke mereka" ujar Purbaya

"Supaya fair treatment, ada hukuman, ada juga reward kalau mereka bekerja dengan baik," tuturnya.

(Kompas.com/Kontan.co.id/Kompas.com/Youtube Tribunnews/Kompas.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved