4 Fakta Whoosh yang Ditelisik KPK Sejak Awal 2025: Murni Ide Jokowi, Pakar Hampir Jatuh dari Kursi
4 Fakta Whoosh yang diam-diam sudah ditelisik KPK sejak awal 2025: murni ide Jokowi, pakar hampir jatuh dari kursi, Mahfud MD siap dipanggil.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
Dugaan mark up proyek Whoosh sebelumnya sempat disinggung mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam video yang diunggah di YouTube Mahfud MD Official pada pertengahan Oktober 2025.
Dugaan mark-up yang diungkap Mahfud—yang ia sebut bersumber dari ekonom Anthony Budiawan dan analis kebijakan publik Agus Pambagio—adalah perbandingan biaya pembangunan per kilometer.
"Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 km kereta Whoosh itu 52 juta US dolar, tapi di China sendiri hitungannya 17 sampai 18 US dolar. Naik tiga kali lipat kan, ini yang menaikkan siapa, ini uang lari ke mana?" ungkap Mahfud.
Buntut pernyataannya itu, Mahfud sempat diminta KPK untuk melapor.
Namun, Mahfud mengatakan tidak akan membuat laporan ke KPK sebab tak punya kewajiban.
Baca juga: Satgas BLBI Dibentuk Mahfud MD Akan Dibubarkan Purbaya: Negara Rugi Rp 95 T, Dianggap Tak Paham
Meski demikian, Mahfud memastikan bersedia datang jika dipanggil untuk kebutuhan pemeriksaan.
"Saya nggak berhak laporan, nggak ada kewajiban untuk melapor. Saya siap dipanggil, kalau dipanggil saya akan datang. Kalau disuruh lapor ngapain, buang-buang waktu juga," katanya di Yogyakarta, Minggu (26/10/2025).
"Sebelum saya ngomong udah ramai duluan kan. Saya ngomong karena udah ramai aja. Mustinya KPK panggil orang yang ngomong sebelum saya, banyak banget punya data," lanjutnya.
Mahfud menilai dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh menimbulkan persoalan yang rumit lantaran dibangun melalui utang kepada China.
Sehingga, beban utang yang besar itu harus perlu negosiasi dengan pemerintah China.
"Harus negosiasi, ya, mau apa? Gak bisa bayar, ya, jalannya silakan saja (negosiasi)," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Tribunnews.com)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp
| Nasib Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Tak Ditempati Akan Beralih Fungsi, Hunian Lama Tetap di Hati |
|
|---|
| Sosok Hasan Nasbi Komisaris Pertamina Buat Purbaya Balas Sentilan dengan Hasil Kerja: Mana Indeks? |
|
|---|
| Ular Liar Sering Muncul di Rumah Warga Trenggalek saat Musim Hujan, Simak Imbauan dari Damkar |
|
|---|
| Kesaksian Warga yang Selamat dari Maut saat Rumahnya Tertimpa Pohon Tumbang di Desa Modangan Blitar |
|
|---|
| KRONOLOGI Suami Bunuh Istri Siri di Sumbermanjing Wetan Malang, Dipukul dan Dibakar Secara Sadis |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.