Pembunuhan Sadis Lumajang
Lambung Tosan Rusak Karena Dikeroyok 20 Orang dan Dilindas Motor
Ati juga mendengar informasi kalau suaminya dilindas pelaku yang mengendarai sepeda motor berkali-kali di tengah lapangan desa.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: fatkhulalami
Menurut Ati, suaminya baru sadar ketika pagi hari, saat tubuhnya dirujuk ke RSSA. Di sini, suaminya berpesan agar perjuangan penghentian tambang pasir illegal di sana harus dilanjutkan. Setelah itu tak ada pembicaraan apapun antara Ati dan suaminya.
Ati lebih memilih agar suaminya beristirahat supaya segera pulih.
Di rumah sakit ini, Ati tidak sendiri. Dia bersama Abdul Rosyid (36), aktivis yang juga tergabung bersama suami Ati di Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir. Mereka yang menjaga Ati sampai sekarang ini.
Rosyid menambahkan, Tosan dan anggota forum merencanakan untuk melakukan demonstrasi pada Sabtu. Rencana itu ternyata tercium oleh kelompok yang pro dengan tambang, lalu terjadilah peristiwa maut pada Sabtu pagi.
Peristiwa semacam ini, juga bukan kali pertama. Menurut Rosyid, Tosan dan Ati juga pernah didatangi oleh kelompok yang pro dengan tambang pasir pada awal September ini. Saat itu kelompok ini juga mengancam akan membunuh mereka berdua jika tetap menolak tambang.
“Kasus ini sudah kami laporkan ke Polres (Lumajang),” katanya.
Oleh karena itu, mereka tidak gentar. Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir tetap melawan penambangan pasir illegal karena mengancam sumber daya alam di desa.
Selain itu, kelompok ini juga resah lantaran aktivitas tambang di desa mereka selalu 24 jam.
“Kami meminta agar aktivitas illegal itu berhenti,” tambahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/korban-lumajang_20150928_202324.jpg)