Nasional

Sama-sama Tebar Teror di Indonesia, Ini Perbedaan Jamaah Islamiyah dan Jamaah Ansarut Daulah

Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) sama-sama pernah menebar teror di Indonesia. Lalu apa perbedaan 2 jaringan ini?

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Fatkhul Alami
Lokasi ledakan bom di depan gereja di Jalan Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi. 

SURYAMALANG.COM – Ali Imron memang pernah melakukan aksi terorisme.

Tapi, mantan perencana dan pelaku serangkaian aksi terorisme di Indonesia termasuk bom Bali itu mengaku bukan bagian dari ISIS.

Dia adalah kelompok dari Jamaah Islamiyah (JI).

Dia menyebut JI berbeda dengan ISIS.

( Baca juga : Inikah Isi Chat Angga Wijaya? Jika Benar, Pantas Saja Dewi Perssik Marah Besar Sekarang )

Jamaah Islamiyah (JI) berafiliasi dengan Al Qaedah.

Sedangkan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) merupakan kroni ISIS.

Ali Imron menjelaskan perbedaan antara JI dan ISIS (dalam hal ini JAD).

Dilansir dari tayangan TV One pada tahun 2017, saat diwawancarai Karni Ilyas, Ali imron mengaku telah lebih dulu menjadi teroris sebelum ISIS terbentuk.

Dia mengungkapkan perbedaan mendasar antara JI dan JAD.

Menurutnya, JI melakukan serangkaian aksi karena dipicu adanya kericuhan terhadap umat Islam.

( Baca juga : Saddam al-Jamal, Pemimpin ISIS Terbrutal yang Bunuh Keluarga Calon Mertua karena Tak Direstui )

“Kami selalu menyasar target karena sebelumnya ada permasalahan.”

“Misalnya bom gereja itu karena adanya kerusuhan di Ambon dan Poso sebelumnya.”

“Bom Bali itu karena penyerangan Amerika Serikat ke Afganistan.”

“Kemungkinan di lokasi tersebut (Bali) banyak orang-orang Amerika Serikat di sana,” ujar Ali imron.

Setelah serangkaian aksi tersebut berakhir, Ali imron lalu berasumsi bahwa aksi teror bom selanjutnya itu bukan diakibatkan JI.

Aksi tersebut karena ulah orang ISIS yang terafiliasi dalam JAD.

Akidah

Di antara perbedaan antara JI dengan JAD adalah akidah.

Ali Imron mengatakan bahwa akidah JI berdasar ahlussunnah wal jamaah.

( Baca juga : Memilukan, Begini Nasib Budak Seks Tentara ISIS yang Diperkosa secara Brutal 7 Pria setelah Selamat )

Di dalamnya diajarkan bahwa tidak mungkin mengkafirkan semua umat islam.

Hal tersebut berbeda dengan JAD yang berafiliasi dengan ISIS.

Ali Imron memaparkan akidah yang dipakai JAD adalah akidah Takfiri atau menghalalkan darah manusia.

Karena akidah yang dimiliki ISIS tersebut hingga kini jamaah JAD santer mengincar kepolisian.

Selain itu, alasan JAD mengincar polisi adalah untuk tujuan politik.

JAD memanfaatkan kesempatan untuk menyakiti polisi ketika banyak masyarakat yang justru disakiti polisi.

Dendam

Hal lain yang menyebabkan JAD ini menyerang polisi dimungkinkan karena adanya rasa dendam.

( Baca juga : Video Pasien di Tulungagung Viral, Rekaman Ini Tunjukkan Layanan Buruk di Puskesmas )

Karena banyak rekan-rekannya yang ditangkap polisi.

Namun, tak menutup kemungkian ada pihak lain yang akan diserang JAD.

“Sebenarnya bisa saja mereka menargetkan TNI, Anggota DPR, atau presiden,” ujar Ali imron.

Padahal, Jamaah Islamiyah itu lebih besar daripada JAD.

Karena akidah JI tidak sama seperti ISIS, mereka tak mungkin ikut menyerang polisi.

“Padahal kemampuan kami lebih besar daripada ISIS.”

“Karena akidah kami tidak sama seperti ISIS, kami tidak bisa melakukan seperti mereka,” ucap Ali imron.

Pembenaran, Bukan Kebenaran

Selama ini, kelompok JAD selalu mencari pembenaran, bukan kebenaran.

( Baca juga : Sophia Latjuba Putus dengan Ariel Noah, Syahrini Kena Getahnya, Lho Kok Bisa? )

Sehingga menyulitkan mereka untuk menyadari suatu hal yang benar yakni agar keluar dari doktrin ISIS.

“Mereka hingga kini hanya mencari pembenaran. Mereka mencari alasan yang membenarkan pernyataan mereka,” ungkap Ali imron.

Ali Imron juga memberi pesan kepada masyarakat ketika menyikapi kasus teror seperti yang sedang terjadi.

Ali Imron minta masyarakat jangan memberi opini tidak perlu.

Sebab, hal tersebut dapat memicu rasa puas kepada pelaku terorisme itu sendiri.

“Saya pesan, jangan memberi angin segar kepada teroris dengan memberi pernyataan tidak perlu.”

“Misalnya menghubungkan kasus teror itu akibat ulah Densus 88,” ujar Ali Imron.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Napi Ali Imron Ungkap Hal yang Bikin Puas Para Teroris.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved