Trauma Korban Gempa Palu, Langsung Kaget Saat Dengar Suara Orang Berlarian

SURYAMALANG.COM, KOTA BATU – Usai gempa Palu dan sekitar, Ninik Mulyaningsih mengungsi ke rumah keluarganya di Gang Panderman, Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu.

Ninik juga mengajak anak-anaknya, yaitu Aliya Zilzian (5), dan Adit Arya Satya (2).

Dua bocah ini sudah terlihat ceria saat ditemui SURYAMALANG.COM, Kamis (18/10/2018).

( Baca juga : Berhenti Jadi Tukang Bakso di Sidoarjo, 2 Pria Asal Malang Ini Malah Mencuri Pohon Mahoni di Hutan )

Ninik dan keluarganya mengungsi di rumah saudaranya di Kota Batu sejak dua pekan lalu.

“Sewaktu gempa, kami sempat terkunci di dalam di rumah. Pintu rumah tidak bisa dibuka sampai ibu saya bingung.”

“Anak saya terlempar karena guncangan gempa,” ujar Ninik kepada SURYAMALANG.COM.

( Baca juga : Terjerat Kasus Penipuan Modus Penggandaan Uang, Ternyata Rumah Pria Pasuruan Ini Sangat Sederhana )

Sejak mengungsi di Kota Batu, Ninik masih khawatir psikologi anak-anaknya.

Saat awal tiba di Kota Batu, anak-anaknya masih sangat trauma.

Bahkan saat ada suara orang berlari-lari, seolah mereka takut jika ada gempa.

( Baca juga : Pria Sidoarjo Ini Sudah 6 Kali Masuk Penjara, Terakhir Terjerat Kasus Pembunuhan )

“Kalau ada yang berlarian atau suara hentakan kaki, anak-anak langsung berdiri.”

“Mereka masih merasakan trauma itu,” ungkapnya.

Sesekali dua bocah itu mengaku rindu kawan-kawan dan sekolah di Palu.

( Baca juga : Dua Tersangka Spesialis Pencurian Scaffolding di Sidoarjo Tertangkap Setelah Beraksi di 12 Lokasi )

“Saya hanya bisa menjawab apa adanya. Saya jawab kalau sekolah kakak sudah hancur. Jadi sekolah diliburkan.”

“Saya juga mengajak mereka untuk bisa berbaur dengan saudaranya di sini,” papar dia.

Pengungsi lain, Riyanto (48) mengaku ke Kota Batu bersama keluarganya menggunakan pesawat domestik.

( Baca juga : PT KAI Daop 8 Surabaya Gelar Pekan Diskon, Catat Waktunya! )